Menteri Keuangan Ingin Jadikan Indonesia Korea Kedua

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bapennas, Bambang Brodjonegoro.
Sumber :
  • Kementerian Keuangan

VIVA.co.id - Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi dalam negeri memang terbilang hanya mengandalkan sektor komoditas barang tambang sebagai penggenjot pertumbuhan. Namun, di saat komoditi mulai jatuh, industri manufaktur pun diharapkan mampu menjadi alternatif lain.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, mengatakan, pemerintah memang tengah berupaya melakukan transformasi dari ketergantungan di sektor komoditas. Kendati demikian, sumber daya manusia yang memadai pun menjadi faktor penting lain.

Indonesia, kata Bambang, membutuhkan kualitas sumber daya manusia yang bergerak di bidang teknisi dan ilmuan, untuk mewujudkan rencana transformasi tersebut. Diakuinya, sektor-sektor tersebut masih terbilang minim di dalam negeri.

IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya

"Kenapa engineering itu penting? Bukan berarti ekonomi tidak penting. Tapi engineering dan science itu kami butuh dalam jumlah besar," ujar Bambang saat ditemui di Hotel Borobudur Jakarta, Senin malam, 1 Februari 2016.

Bambang menjelaskan, sumber daya manusia dalam negeri lebih didominasi oleh sektor tambang dan minyak. Guna memuluskan rencana transformasi itu, tentunya diperlukan tenaga ahli yang mampu menciptakan produk yang berdaya saing.

Lebih Oke Mana, Ekonomi RI atau Brasil?

"Kita jauh lebih kaya dari Korea. Tapi sekarang, Korea sudah maju karena industrinya. Saya contohkan seperti Samsung yang sekarang menjadi leader television. Kita harus memiliki level seperti itu. Apple saja kelabakan," katanya.

Oleh karena itu, mantan Wakil Menteri Keuangan era Susilo Bambang Yudhoyono ini mengharapkan para lulusan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mampu berkontribusi lebih terhadap negara. Apalagi, lulusan LPDP di bidang tersebut mulai terlihat.

"Kita butuh Indonesia jadi negara industri. Kita punya cikal bakal seperti itu, terutama yang dibiayai LPDP. Kita ingin menjadi Korea kedua," tuturnya. (one)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya