5 Renovasi Keliru yang Bikin Harga Jual Rumah Anjlok

Ilustrasi investasi.
Sumber :
  • Rumahku.com

VIVA.co.id – Punya rencana merenovasi rumah untuk dijual kembali? Apa saja bagian rumah yang mau diubah peruntukannya? Sebab, bagaimana pun kerennya rencana arsitektur yang sudah disiapkan, jangan sampai perubahan tersebut justru mengurangi harga jual rumah tersebut. 

Siasati Uang Kuliah yang Mahal dengan Cara Ini
Percaya atau tidak, memoles rumah secara salah, justru bisa membuat harganya jatuh lho. Malah, rumah tersebut jadi semakin sulit untuk dijual. Padahal, biaya yang dikeluarkan untuk renovasi jelas tidak sedikit. 
 
Orang-orang Sukses Ini Jual Hartanya untuk Mengejar Gairah
Seperti dirilis oleh Time.com, sebuah laporan di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa tujuan merenovasi rumah untuk dijual kembali, agar mendapatkan harga lebih tinggi sering tidak tercapai. Dana yang dikeluarkan untuk renovasi malah lebih sering tidak kembali.
 
Pelonggaran Uang Muka Beli Properti Dinilai Setengah Hati
Nah, bagi Anda yang punya rencana serupa, ada beberapa hal penting yang wajib diperhatikan sebelum merenovasi rumah. Jangan sampai Anda salah mengubah peruntukan sejumlah bagian rumah di bawah ini:
 
1. Kolam renang
 
Punya kolam renang pribadi di rumah, tentu akan sangat menyenangkan. Tetapi, bagi orangtua yang memiliki anak kecil, kolam renang cukup menakutkan. Jika Anda membangun kolam renang dengan tujuan menambah nilai jual rumah, sebaiknya pikirkan lagi masak-masak. 
 
Sebab, banyak pembeli tidak menginginkan fasilitas tersebut. Jika sangat menginginkan kolam renang tersebut, sekadar saran saja, lebih baik bangun kolam renang atas dan bukan kolam renang gali. Alasannya, kolam renang atas akan lebih mudah dibuang jika calon pembeli tidak menginginkannya.
 
 
2. Mengubah rumah menjadi hunian dan kantor
 
Buat orang yang kerja dari rumah, punya home office permanen akan membuat aktivitas menjadi lebih mudah. Tetapi, begitu tiba waktunya untuk menjual rumah seperti ini, harganya akan turun drastis. Alasannya, pembeli lebih memilih kamar tambahan untuk tamu dibandingkan ruangan kantor. 
 
Sebab, di Indonesia lebih banyak pekerja sektor formal dibanding pekerja non formal yang bisa bekerja dari rumah. Praktis, pembeli yang sesuai dengan fungsi rumah kantor tersebut lebih sedikit.
 
3. Mengubah garasi jadi kamar
 
Anda tinggal di perumahan yang memiliki jalan besar di depan rumah, sehingga berpikir untuk mengubah garasi menjadi kamar. Jika keluarga atau tamu datang, tidak perlu pusing memikirkan kamar tidur. Toh, mobil bisa diparkir di depan rumah. 
 
Sebaiknya, lawan keinginan ini. Banyak pembeli rumah, khususnya di kota besar seperti Jakarta, membutuhkan garasi pribadi ketika membeli rumah. Memang jalan di depan rumah cukup luas untuk parkir, tetapi tetap lebih aman memarkirkan kendaraan di dalam rumah. 
 
Siapa tahu juga, jalan tersebut akan dipersempit. Sehingga, di kemudian hari, memarkir kendaraan di situ tidak nyaman lagi.
 
 
4. Terlalu banyak pohon
 
Jika rumah yang akan dijual berada di ketinggian, atau dekat pantai, sebaiknya jangan pernah berpikir untuk menanam terlalu banyak pohon. Memang keberadaan pohon akan membuat suasana teduh dan sejuk. Tetapi, di rumah seperti ini, pembeli biasanya ingin jarang pandang yang lebih luas.
 
 
5. Jangan terlalu banyak warna
 
Menurut penelitian, banyak pembeli rumah lebih menginginkan dominasi cat warna netral seperti putih. Sebab, dengan warna netral, pemilik rumah selanjutnya akan lebih mudah melakukan kreasi dengan hiasan dinding seperti pigura, foto, lukisan, dan lain sebagainya. 
 
Karenanya, jangan buang uang terlalu banyak dengan mengaplikasikan terlalu banyak warna pada dinding rumah. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya