Semester I 2016 Pertumbuhan Ekonomi RI Diproyeksi 5%

Pertumbuhan Ekonomi semester I 2016 diproyeksi 5 persen
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA.co.id – Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang semester I 2016 hanya sebesar lima persen, sedangkan semester II diperkirakan lebih dari 5,3 persen.

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

"Pertumbuhan ekonomi kuartal II memang belum keluar, kemungkinan BPS (Badan Pusat Statistik) baru bisa mengeluarkan datanya sekitar awal Agustus atau minggu kedua Agustus," kata Bambang di ruang Badan Anggaran (Banggar) DPR Jakarta pada Rabu malam, 20 Juli 2016.

Sehingga, dia mengatakan apa yang dirinya sampaikan ini lebih bersifat perkiraan. "Tentunya kita harus lihat apa-apa saja yang bisa ciptakan pertumbuhan," ungkapnya.

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

Menurutnya yang paling penting untuk kuartal II karena sudah berlangsungnya bulan puasa dan persiapan Lebaran, yang dapat membantu mendorong konsumsi pemerintah dan penyerapan anggaran yang lebih baik dengan adanya gaji ke-13 untuk para Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Kemudian, dia berharap investasi dapat terdorong dengan adanya rencana pembangunan infrastruktur. "Yang masih sulit adalah ekspor dan impor karena kondisi global yang masih jauh dari pulih," ungkapnya.

DPR Tolak Iuran Pariwisata Dibebankan ke Industri Penerbangan, Tiket Pesawat Bisa Makin Mahal

Sehingga, dia memperkirakan di semester I 2016 untuk perekonomian domestik masih perlu upaya untuk bisa memastikan pertumbuhan lima persen.

Lalu, semester II dia melihat ada harapan untuk pertumbuhan ekonomi sedikit lebih baik daripada semester I, karena penyerapan belanja yang lebih baik dalam bentuk pembangunan infrastruktur.

Investasi swasta juga diperkirakan akan membaik karena dukungan dari DPR yang membentuk UU Tax Amnesty. Adanya UU Tax Amnesty dia berharap bisa membantu lebih banyak inflow masuk ke dalam sistem keuangan Indonesia.

"Meskipun sekali lagi perdagangan internasional masih belum menjanjikan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya