Delapan Tahun Berlalu, Ekonomi Dunia Belum Pulih dari Krisis

Ilustrasi krisis ekonomi
Sumber :

VIVA.co.id – Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 telah menyebabkan berbagai implikasi negatif terhadap negara-negara di dunia, tak terkecuali negara berkembang seperti Indonesia. Sudah delapan tahun berlalu, namun sampai saat ini pertumbuhan ekonomi dunia belum pulih.

Ini 5 Tips Atur Keuangan Keluarga untuk Hadapi Krisis Ekonomi

Demikian disampaikan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan, Halim Alamsyah, dalam International Seminar “Challenge to Global Economy” In Commemoration of Indonesia Deposit Insurance 11th Anniversary yang dihelat di Hotel Ritz Carlton, Jakarta di Kamis 22 September 2016.

”Sudah delapan tahun sejak krisis keuangan global meletus. Dampaknya telah memudar, namun ekonomi dunia masih gagal untuk pulih ke tingkat pertumbuhan jangka panjang sebesar empat persen per tahun,” jelas Halim.

Ibarat Infinity War, Erick Thohir Sebut Dunia Butuh Avengers

Halim mengakui, selama periode pemulihan tersebut, ada beberapa bauran kebijakan di negara-negara maju yang memberikan implikasi terhadap negara berkembang. Sehingga, negara berkembang pun mau tidak mau harus melakukan restrukturisasi.

Namun dalam proses restrukturiasi negara berkembang yang belum rampung, negara-negara maju justru kembali mengeluarkan kebijakan mengkhawatirkan. Misalnya, seperti pengetatan moneter yang dilakukan bank sentral Amerika Serikat, hingga keluarnya Inggris dari Eropa.

Bank Indonesia Proyeksi Ekonomi Global 2021 Tumbuh 5,1 Persen

“Faktor-faktor ini akan memperpanjang kelemahan dalam perekonomian global,” katanya.

Hal senada turut diungkapkan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam kesempatan yang sama. Menurutnya, dipangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun oleh sejumlah lembaga internasional menjadi cerminan, bahwa ekonomi dunia belum sepenuh
nya pulih.

“Untuk ketiga kalinya lembaga keuangan internasional kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia. Kita sedang menghadapi kenyataan, bahwa sulit untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi dunia menjadi tinggi seperti sebelumnya. Ini pun sudah disampaikan para petinggi negara di pertemuan G-20,” ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya