- REUTERS/Darren Whiteside/Files
VIVA.co.id – Bank Indonesia memperkirakan laju inflasi hingga akhir tahun ini akan mendekati batas bawah kisaran sasaran inflasi pada 2016, yang berada di kisaran empat plus minus satu persen. Terkendalinya ekspektasi inflasi dan kondisi nilai tukar yang stabil menjadi alasan.
Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo dalam konferensi pers di kantornya, mengatakan, deflasi yang terjadi pada Agustus lalu sebesar 0,02 persen secara month to month, menjadi yang terendah dari perkembangan harga pada periode setelah Idul Fitri dalam lima tahun terakhir.
“Biasanya (dalam lima tahun terakhir) masih mencatat inflasi,” jelas Agus, Kamis 22 September 2016.
Agus menjelaskan, kelompok volatile foods pada Agustus lalu, juga tercatat mengalami deflasi sebesar 0,80 persen secara month to month, atau secara tahunan mencatat inflasi sebesar 5,28 persen secara year on year.
"Penurunan harga secara bulanan tersebut, terutama bersumber dari koreksi harga beberapa komoditas bahan pangan,” ungkapnya.
Sementara itu, dari kelompok administered prices, juga mencatat deflasi sebesar 0,52 persen secara month to month, atau 0,91 persen secara year on year. Ini didorong dari koreksi pada tarif angkutan antarkota, angkutan udara, dan kereta api.
Dengan demikian, inflasi Indeks Harga Konsumen secara year to date dan tahunan masing-masing mencapai 1,74 persen year to date, dan 2,79 persen year on year. Untuk inflasi inti, tercatat masih cukup rendah, yaitu sebesar 0,36 persen secara month to month, atau 3,32 persen year on year.
“Ini sejalan dengan masih terbatasnya permintaan domestik, terkendalinya ekspektasi inflasi, dan relatif stabilnya nilai tukar rupiah. Inflasi diperkirakan mendekati batas bawah sasaran inflasi,” tegas Agus. (asp)
