BPS: Maret 2017, Geliat Ekspor RI Masih Positif

Kepala Badan Pusat Satatistik, Suhariyanto
Sumber :
  • Raden Jihad Akbar/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik mengungkapkan neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2017 mencetak surplus US$1,32 miliar, dengan total nilai ekspor sepanjang bulan lalu mencapai US$12,57 miliar dan impor sebesar US$11,26 miliar. Dengan demikian, surplus dalam dua bulan terakhir tercatat US$2,75 miliar.

Neraca Perdagangan Januari Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, dalam konferensi pers mengungkapkan, dipangkasnya proyeksi pertumbuhan ekonomi China di kisaran 6,5 persen tentu akan memengaruhi permintaan sejumlah komoditas dari Indonesia. Namun, BPS meyakini, sentimen tersebut tidak akan berdampak banyak.

“Melihat besarnya pangsa ekspor kita ke China, pasti pergerakan di sana berpengaruh. Tapi tren terakhir, ekonomi mereka tidak turun-turun sekali,” jelas Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto, di Jakarta, Rabu 15 Maret 2017.

Neraca Perdagangan RI Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

Berdasarkan catatan otoritas statistik dalam dua bulan terakhir, posisi Amerika Serikat yang mendominasi pasar ekspor Indonesia justru digeser oleh China. Pada Februari 2017, total ekspor ke China mencapai US$2,91 miliar atau 12,37 persen dari total pangsa ekspor.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, mengungkapkan meskipun pangsa pasar ekspor Indonesia dalam dua bulan terakhir bergeser ke negeri Tirai Bambu, AS dianggap akan kembali menggeser posisi tersebut dalam waktu dekat.

Neraca Perdagangan Oktober Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

“Nanti akan ada kebutuhan di musim panas yang akan mendorong permintaan. Tapi antisipasinya harus dari sekarang,” katanya.

Dengan melihat indikator-indikator tersebut, Sasmito masih meyakini, aktivitas perdagangan Indonesia pada Maret 2017 akan tetap menggeliat. Namun, ada prasyarat untuk meraih hal tersebut, menilik selama ini produk-produk nasional belum bervariasi dalam merambah pasar internasional.

“Kalau secara tren, Maret bisa lebih tinggi lagi. Pertanyaannya, apakah bisa lebih tinggi dari Januari? Saya terus terang berharap dari negara-negara anggota IORA, yang akan menyerap komoditas,” ujar Sasmito. (ren)


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya