Baru 10 Persen Masyarakat RI Melek Keuangan Syariah

Ilustrasi keuangan syariah
Sumber :
  • Halomoney

VIVA – Bank Indonesia menyebut, hampir 90 persen masyarakat Indonesia belum melek kondisi ekonomi syariah nasional. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi pemangku kepentingan terkait dalam memaksimalkan potensi keuangan syariah. 

Jago Syariah Permudah Pengguna Mengatur Keuangan dengan Cermat

Hal tersebut dikemukakan Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI Anwar Bashori saat berbincang dengan awak media, dalam rangkaian Indonesia Shari’a Economic Festival 2017, di Grand City Convention Centre, Surabaya, Jakarta Timur.

“Keuangan syariah itu berdasarkan data OJK, kurang dari 10 persen pengenalan dari literasi keuangan syariah,” kata Anwar.

Memahami 5 Tujuan dalam Prinsip Keuangan Syariah

Selain karena pemahaman yang minim, BI menilai, diperlukan dukungan pemerintah untuk menggali lebih dalam potensi ekonomi syariah. Apalagi di beberapa negara dengan mayoritas penduduk non muslim, dukungan pemerintah mampu meningkatkan potensi ekonomi syariah.

“Kenapa Malaysia bisa sukses? Kenapa Thailand yang mayoritasnya non muslim bisa sukses? Jadi yang pertama adalah dukungan dari pemerintah,” katanya.

OJK Sebut Keuangan Syariah Belum Optimal Dukung Industri Halal RI

Menurut Anwar, ada beberapa sektor syariah yang bisa dimaksimalkan untuk menjadi mesin penggerak perekonomian nasional. Misalnya, seperti sektor makanan dan minuman, fesyen, sampai dengan peningkatan sektor pariwisata domestik.

“Arab Saudi itu travel hanya punya gedung. Kita punya hotel, Nusa Tenggara Barat, Raja Ampat. Tinggal halal dan thoyibnya,” katanya.

Penandatanganan Nota Kesepahaman OJK dan MUI (dok: OJK)

OJK dan MUI Sepakat Perkuat Sektor Jasa Keuangan Syariah hingga Perlindungan Konsumen

OJK dan MUI melakukan penandatanganan nota kesepahaman, dalam rangka pengembangan dan penguatan sektor jasa keuangan syariah di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024