Jokowi Minta Petani Jual dalam Bentuk Beras

Presiden Joko Widodo meninjau panen di Cikarang
Sumber :

VIVA – Biasanya, setelah panen, para petani langsung menjual hasilnya. Pola seperti ini ingin diubah oleh Presiden Joko Widodo. Karena dianggap tidak menguntungkan.

Mendag Zulhas Tegas Tolak Impor Bawang Merah di Tengah Lonjakan Harga

Dalam siaran pers Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin yang diterima Senin 22 Januari 2018, Jokowi menjabarkan, keuntungan terbesar petani harusnya pascapanen. Bukan ketika panen.

Ketika panen, biasanya yang dijual adalah dalam bentuk gabah. Setelah melalui proses menanam, mengairi hingga dipanen.

Kementan Gencarkan Pompanisasi dan Olah Tanah serta Percepat Tanam Padi

"Padahal keuntungan besar itu pada saat jadi beras. Jadi saya sampaikan agar jualnya dalam bentuk beras. Syukur sudah dikemas. Ini di penggilingan padi modern ini bisa dilakukan,” ujar Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi sempat berbincang dengan Pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) Terintegrasi di Kawasan Transmigrasi, KTM Kabupaten Mesuji.

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi, Untungkan Petani

Salah seorang petani, Jumadi, yang juga Pengurus Tani Srimukti Desa Wonosari, Mesuji, diajak berbincang. Ia mengaku, mengelola dua hektare sawah.

“Setelah panen 14 ton diapain?” tanya Jokowi.

Ia mengaku, 1 ton gabah disimpan. “13 ton dijual pas panen atau sudah jadi beras?” tanya Presiden melanjutkan. 

“Saat panen,” jawab Jumadi.

Untuk harga gabah dijual Rp3.500 setiap kilogram. Sementara itu, beras berada di kisaran Rp10.000 hingga Rp11.000 setiap kilogram.

“Ini yang perlu kita lakukan bersama-sama, sehingga sekali lagi produk pertanian kita tidak ketinggalan zaman. Ada pengerjaan setelah panen, pengeringan, digiling, dikemas baik. Apalagi diberi nama baik juga, dikemas dalam kelompok besar petani, diberi merek. Itu akan memberi nilai tambah dengan menaikkan harga,” papar Presiden Jokowi.

Presiden pun yakin, bila dibungkus dengan sedemikian rupa, beras itu bisa diekspor ke luar negeri, selain ke provinsi lain dalam negeri. Karena memang banyak permintaan dari luar.

“Kalau dikemas yang baik, orientasinya bisa dijual ke provinsi lain, bisa ke Lampung, bisa ke luar pulau atau kalau berasnya organik sekarang ini permintaan ekspor juga banyak sekali,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya