VIVAnews - Seorang ilmuwan nuklir Iran, yang semula dilaporkan hilang sejak tahun lalu, ternyata membelot ke Amerika Serikat (AS). Ilmuwan bernama Shahram Amiri itu bahkan dilaporkan tengah membantu Dinas Intelijen CIA untuk mengungkap teknologi nuklir yang sedang dikembangkan pemerintah di negaranya.
Demikian ungkap stasiun televisi ABC News, Selasa 30 Maret 2010. Kabar dari ABC itu muncul pada hari yang sama dengan berlangsungnya pertemuan antara Presiden AS, Barack Obama, dan pemimpin Prancis, Presiden Nicolas Sarkozy, di Washington DC.
Kedua pemimpin sama-sama berharap bisa menggolkan sanksi baru bagi Iran melalui resolusi di Dewan Keamanan PBB terkait dengan isu pengembangan teknologi nuklir negara itu dalam beberapa pekan mendatang.
Menurut laporan ABC, Amiri kini sudah menetap di AS. Namun, melalui jurubicaranya, CIA tidak bersedia membenarkan kabar pembelotan Amiri.
Amiri dikenal sebagai ilmuwan nuklir dari Universitas Malek Ashtar. Institusi pendidikan itu terkait erat dengan pasukan elit Iran, Garda Revolusi.
Amiri dikabarkan menghilang Juni tahun lalu saat menjalani ibadah Umroh di Arab Saudi. Sejak saat itu muncul spekulasi bahwa Amiri telah membelot dari negaranya dan tengah membantu negara Barat untuk melacak program nuklir yang tengah dikembangkan Iran.
Pemerintah Iran sudah curiga bahwa AS menculik Amiri. Menurut sejumlah sumber yang familiar dengan operasi intelijen, ABC News mengungkapkan bahwa menghilangnya Amiri di Arab Saudi merupakan bagian dari operasi CIA yang telah dirancang sejak lama.
Agen CIA berhasil meyakinkan Amiri untuk membelot. Badan intelijen AS itu dikabarkan pertama kali melakukan pendekatan kepada Amiri di Iran melalui seorang perantara, yang menari dia kesempatan untuk keluar dari Iran.
Sejak membelot, Amiri dikabarkan membantu AS dalam melakukan penilaian intelijen terkait program nuklir Iran.
AS dan Prancis serta negara-negara Barat khawatir bahwa teknologi nuklir yang tengah dikembangkan Iran bisa digunakan untuk membuat senjata pemusnah massal. Namun, Iran berkali-kali menegaskan teknologi nuklir mereka hanya untuk kepentingan sipil, khususnya untuk pembangkit listrik. (Associated Press)
VIVA.co.id
8 Mei 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Pasukan gabungan TNI-Polri Satgas Nanggala Kopassus merebut kembali Distrik Homeyo di Kabupaten Intan Jaya, Papua, yang sempat diduduki oleh kelompok OPM selama tiga hari
Bungkam Irma Nasdem, Refly: Harusnya Semua Anggota DPR Itu Oposisi Terhadap Pemerintah!
Politik
8 Mei 2024
Refly Harun dan Anggota DPR Fraksi Nasdem Irma Suryani terlibat friksi perdebatan soal demokrasi dan oposisi. Refly soroti Irma yang sepertinya menyindir Rocky Gerung.
Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta, Jawa Barat, Rahmady Effendi Hutahaean buka suara soal tudingan punya harta fantastis hingga dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi
Jerman mengirim dua kapal perang ke kawasan Indo-Pasifik, untuk memperkuat kehadiran militernya di tengah meningkatnya ketegangan antara Tiongkok dan Taiwan.
Kejaksaan Tinggi Jawa Timur mengeksekusi dua anggota polisi yang terlibat dalam kasus atau tragedi Kanjuruhan.
Selengkapnya
Partner
Paul Munster Ultimatum Pemain Persebaya, Pulang Liburan Kondisi Fisik Harus Tetap Terjaga
Gorontalo
6 menit lalu
Pelatih Persebaya, Paul Munster mengingatkan pemainnya agar menjaga kondisi fisik selama libur kompetisi. Paul Munster sampai menyusn program latihan selama libur.
“Kami mendoakan Kang Dedi Mulyadi menjadi Gubernur Jabar periode 2024-2029,” ucap Ketua APDESI Jabar Dede Kusdinar, Rabu 8 Mei 2024. “Aamiin,” timpal ribuan kepala desa
Ditambah lagi, penampilan yang sederhana juga membuat pria terlihat mempunyai sisi menarik lainnya yang diidamkan oleh para wanita. Apa sajakah itu? Simak baik-baik
Sebagai informasi, Kementerian Sosial (Kemensos) menghidupkan kembali Program Keluarga Harapan (PKH) pada 2024 dengan tujuan melepaskan orang miskin dari kemiskinan. PKH
Selengkapnya
Isu Terkini