- AP Photo
VIVAnews - Ekspor China meningkat 35,2 persen, sedangkan impor sebesar 52,7 persen. Ini merupakan kenaikan pada Juni lalu, yang dibandingkan dengan periode yang sama pada 2009.
Demikian ungkap Badan Cukai China, Sabtu 10 Juli 2010. Ekspor China ke pasar terbesar, yaitu Uni Eropa, pada Juni lalu pun naik sepertiga dari periode yang sama pada tahun kemarin. Namun, kalangan pengamat tetap khawatir bagwa krisis utang di Eropa bisa memukul pemulihan dagang.
Data yang tercantum dalam laman resmi Badan Cukai itu juga mengungkapkan bahwa China bulan lalu mengalami surplus perdagangan sebesar US$20 juta.
"Data di bulan Juni itu menunjukkan bahwa nerasa perdagangan China terus melawan arus, dimana ekspor tetap kuat kendati kian banyak tanda yang menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi global tengah melambat. Impor pun tetap kuat meski ada perkiraan melambatnya pertumbuhan investasi domestik," demikian analisis dari Tom Orlik, pengamat dari Stone & McCarthy Research Associates di Beijing.
Namun pertumbuhan ekspor di bulan Juni itu lebih rendah dari data Mei lalu, yaitu 48,5 persen. Sebaliknya, tingkat ekspor Juni kemarin meningkat dari data Mei, yaitu 48,3 persen.
Kendati pertumbuhan ekspor masih terjadi, China kini mengamati krisis keuangan yang melanda 27 negara Uni Eropa. Masalah yang bermula dari krisis utang Yunani itu diperkirakan bakal memukul belanja konsumen, dan ini bisa berdampak negatif bagi permintaan ekspor China.
Sejak resesi keuangan global pada 2008, permintaan atas ekspor China terus menyusut. Situasi ini menyebabkan penutupan ribuan pabrik, yang selama ini membuat sepatu, mainan, maupun barang-barang murah lain. Selain itu, jutaan pekerja migran kehilangan pekerjaan. (Associated Press)
Ada Lampu Jalan di Jakarta Bisa Terkoneksi sama Internet
Anak usaha Jakpro menginisiasi pemanfaatan lampu jalan milik Pemerintah Provinsi Jakarta untuk dikembangkan menjadi PJU Pintar. Bisa terkoneksi internet dan 5G.
