VIVAnews - Pihak berwenang Singapura menyelidiki apakah mi instan asal Indonesia, Indomie, aman dikonsumsi. Langkah ini menyusul keputusan pemerintah Taiwan yang sejak Jumat pekan lalu melarang peredaran Indomie karena diduga mengandung bahan pengawet yang terlarang.
Demikian ungkap stasiun televisi Singapura, Channel News Asia, Senin 11 Oktober 2010. Pihak berwenang yang dimaksud adalah Otoritas Pertanian, Pangan,dan Hewan Singapura, AVA.
Mereka mengacu pada laporan dari Taiwan bahwa ditemukan bahan pengawet para hydroxy benzoic acid pada Indomie. Di Taiwan, bahan itu hanya boleh digunakan untuk produk kosmetik, bukan makanan seperti mi instan.
Menurut AVA, makanan yang mengandung para hydroxy benzoic acid juga tidak diperkenan dijual di negara-kota itu. Itulah sebabnya mereka tengah melakukan uji laboratorium pada produk Indomie. Kendati diteliti, pihak berwenang Singapura saat ini tidak merasa perlu menarik produk Indomie dari pasaran. (sj)
![[dok. Pelatihan mengenai kemasan produk untuk mitra UMKM Wiranesia yang disampaikan oleh Marysha Djafar, Head of Business Development Lion Parcel yang dilaksanakan di Lion Parcel HQ, Kedoya, Jakarta Barat]](https://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2024/05/09/663c3e9113005-dorong-umkm-jangkau-pasar-lebih-luas-lion-parcel-latih-digitalisasi-dan-manajemen-logistik_375_211.jpg)
Digitalisasi dan Manajemen Logistik jadi Perhatian Lion Parcel untuk Dukung UMKM Jangkau Pasar
Salah satu strategi yang disiapkan Lion Parcel antara lain yakni menggandeng inkubator wirausaha digital.
