- AP Photo/ Hussein Malla
VIVAnews - Pasukan rezim Muammar Khadafi berhasil menguasai Ajdabiya, kota strategis di Libya bagian timur yang sebelumnya dikuasai pemberontak. Mereka menggempur posisi pemberontak dengan serangan udara, rudal, tank, dan artileri, Selasa waktu setempat. Pihak pemberontak pun kian frustrasi menanti dukungan dari asing, yang berjanji menerapkan zona larangan terbang di Libya.
Menurut kantor berita Associated Press (AP), Ajdabiya terletak 800 kilometer dari sebelah tenggara Ibukota Tripoli. Kota itu dinilai strategis karena merupakan gerbang masuk bagi kawasan timur Libya, yang dikendalikan pemberontak sejak awal Februari lalu.
Bila menguasai Ajdabiya, militer yang pro Khadafi akan leluasa membombardir Benghazi, kota kedua terbesar Libya yang menjadi markas pemberontak. Posisi pemberontak pun kian terdesak.
Pihak pemberontak mulai melontarkan rasa frustasi atas janji dari pihak asing, terutama negara-negara Barat, yang berencana melakukan operasi larangan terbang di Libya. Operasi itu digagas Prancis dan Inggris, namun masih belum mendapat restu dari Amerika Serikat. Dewan Keamanan PBB pun belum memberi persetujuan atas operasi militer itu.
"Dunia sedang tidur," demikian ungkapan frustrasi seorang anggota milisi pemberontak kepada AP melalui sambungan telepon. "Mereka [Barat] sudah mabuk dengan minyak Khadafi dan kini tidak mau melawan dia. Mereka tidak menerapkan zona larangan terbang," lanjut pemberontak yang tidak disebutkan namanya.
Sementara itu, Khadafi memberi peringatan terkini kepada para pemberontak. "Cuma ada dua kemungkinan [bagi mereka], menyerah atau lari," kata Khadafi. (umi)