AS: Serangan Libya Bukan untuk Bunuh Khadafi

Muammar Khadafi saat berpidato pada 22 Februari 2011
Sumber :
  • AP Photo/Libya State Television via APTN

VIVAnews - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Robert Gates, mengingatkan bahwa serangan ke Libya sejak akhir pekan lalu hanya untuk menerapkan zona larangan terbang, bukan untuk membunuh pemimpin yang bermasalah, Muammar Khadafi. Namun, dalam serangan terbaru di Ibukota Tripoli, muncul laporan bahwa ada bom dari pasukan Koalisi meledak tak jauh dari kompleks kediaman Khadafi.

Gates, seperti dikutip harian The Telegraph, menyatakan bahwa Koalisi harus tetap patuh pada resolusi Dewan Keamanan PBB, yang ditetapkan Kamis pekan lalu, yaitu hanya untuk memastikan bahwa tidak ada pesawat atau helikopter rezim Khadafi bisa terbang untuk menembaki pasukan pemberontak atau massa anti Khadafi. Misi di luar itu tidak dibenarkan.

"Menurut saya penting bagi kita beroperasi di bawah mandat resolusi Dewan Keamanan PBB," kata Gates dalam penerbangan ke Rusia, Minggu malam 20 Maret 2011. "Bila kita mulai menambah target misi, maka kita bakal menciptakan masalah baru," lanjut Gates.

Saat itu Gates ditanya wartawan mengenai komentar Menteri Pertahanan Inggris, Liam Fox, bahwa Khadafi bisa menjadi sasaran. Namun, Gates tidak setuju dengan komentar itu. "Misi satu-satunya adalah menerapkan zona larangan terbang, yaitu mencegah dia [Khadafi] menggunakan kekuatan udara untuk membantai rakyat sendiri," kata Gates.

Sementara itu, serangan udara dan roket pasukan Koalisi kembali terdengar di ibukota Libya, Tripoli, pada Minggu malam waktu setempat. "Penembakan utama terjadi sekitar pukul sembilan malam waktu setempat dan saat itu kami yakin bahwa ada serangan di wilayah kompleks Khadafi," ujar laporan koresponden stasiun berita Al Jazeera di Tripoli, Anita McNaught.

Para jurnalis dilarang pihak berwenang di Libya meninjau sumber ledakan setelah serangan udara Koalisi itu.

Pejabat militer AS, Laksamana Madya William Gortney, menyatakan selain memastikan tidak ada pesawat militer Libya yang terbang, pasukan Koalisi juga akan menggempur kekuatan rezim Khadafi yang terlihat menyerang posisi pasukan pemberontakan, yang AS sebut sebagai pasukan pro-demokrasi.

"Bila mereka bergerak ke arah pasukan oposisi, kami akan menyerang mereka," kata Gortney. Dia mengungkapkan bahwa kekuatan Koalisi pada awalnya beranggotakan AS, Inggris, Prancis, Italia, dan Kanada. Namun ada dua negara yang baru bergabung, yaitu Belgia dan Qatar.  (umi)

Nekat Datangi Markas TNI, Mayjen Gadungan Ini Ingin Nitip Kerabat Masuk Akmil
Hyoyeon Girls Generation saat menggunakan kebaya Bali - Sunber Foto tangkapan layar Instagram @xosone_ss

Syuting Tak Berizin, Artis dan Kru Variety Show Pick Me Trip In Bali Diperiksa Imigrasi Ngurah Rai

Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai melakukan pemeriksaan terhadap 31 WNA asal Korea Selatan dan 1 WNI dalam pembuatan film reality show' Pick Me Trip in Bali'.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024