Jepang Mulai Upaya Pembersihan Puing

Sisa Tsunami
Sumber :
  • AP Photo/Kyodo News

VIVAnews - Jepang Memulai upaya pembersihan dan pemulihan pasca bencana tsunami dan gempa bumi yang terjadi pada 11 Maret lalu. Upaya ini dikabarkan akan  mengubah status Jepang dari negara pendonor terbesar menjadi negara penerima donor terbesar di dunia.
 
Menurut laman The Guardian, Kamis, 12 Mei 2011, Pemerintah Jepang mulai menurunkan bulldozer, traktor dan perangkat berat lainnya untuk membersihkan reruntuhan bangunan di wilayah timur laut Jepang. Upaya pembersihan seringkali terhambat karena masih banyaknya korban tewas yang ditemukan di antara puing-puing.

Dilaporkan, saat ini masih sekitar 25.000 orang yang masih hilang. Beberapa diantara mereka dilaporkan terseret hingga beberapa kilometer jauhnya dari lokasi sebelumnya. Upaya pembersihan juga terkadang terhambat karena adanya warga yang datang untuk mencari barang-barang milik mereka. 

Menurut data World Bank, total kerugian yang dialami oleh Jepang adalah US$235 miliar atau sekitar Rp2.000 triliun, yang menjadikan bencana Jepang sebagai bencana termahal sepanjang sejarah. Palang Merah Jepang mengatakan mereka telah menerima donasi sebesar US$2,2 miliar (Rp18,8 triliun). Namun, mereka kesulitan untuk membagikan bantuan kepada warga.

"Masalah terbesar adalah sulitnya mengidentifikasi para penerima bantuan. Karena lebih dari 10.000 orang masih hilang dan data registrasi penduduk juga hilang, serta fungsi pemerintahan daerah juga belum berjalan," ujar Presiden Palang Merah Jepang, Tadateru Konoe.

Beberapa bulan lalu, menurut Organisasi Kerja Sama dan Pengembangan Ekonomi, Jepang adalah pemberi donor terbesar nomor lima di dunia dengan total donasi US$9,5 miliar (Rp81,4 triliun) per tahunnya. Karena bencana, Jepang kini menjadi negara penerima donor internasional terbesar untuk korban bencana alam.

Pemerintah Jepang memperkirakan pembersihan puing-puing akan memakan waktu hingga tiga tahun. Upaya ini meliputi pembuangan, pembakaran dan daur ulang berton-ton puing. Pembersihan meliputi 16 kota, 95.000 gedung, 23 stasiun kereta dan ratusan kilometer jalan, rel dan dinding tepi pantai.

"Puingnya banyak sekali. Kami kehabisan tempat membuangnya. Kami perlu  lokasi pembuangan baru. Kami berusaha untuk memilahnya berdasarkan jenisnya, seperti kayu, besi dan yang lain, tapi kami belum memutuskan akan diapakan puing-puing ini. Mungkin beberapa akan dibakar, beberapa yang lainnya akan digunakan lagi," ujar Yutaka Sasaki, seorang relawan di kota Kamaishi.

Pemerintah Jepang juga mulai membangun rumah sementara bagi 125.000 pengungsi. Perdana Menteri Naoto Kan berjanji rumah ini sudah bisa ditempati Agustus nanti. Rumah ini akan diberikan secara gratis kepada para pengungsi selama tiga tahun pertama. Rumah dengan satu hingga tiga kamar ini diberikan dengan cara diundi.

Putri Marino Berani Mesra dengan Nicholas Saputra, Ini Reaksi Tak Terduga Chicco Jerikho!
Pabrik GAC Aion / perakitan mobil

GAC Aion Jual 1 Juta Mobil Listrik dalam Waktu Relatif Singkat

Dalam kurun waktu singkat, perusahaan berhasil menunjukkan dedikasi dan komitmennya.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024