VIDEO: Salam Ramadan dari Dubes Jepang untuk Pembaca VIVAnews

Peringatan Perayaan Ulang Tahun Kaisar Jepang
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAnews - Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yoshinori Katori, secara khusus mengucapkan selamat ibadah puasa di bulan Ramadan kepada para pembaca VIVAnews dan umat Muslim di seluruh dunia.

Imigrasi Ungkap Asal Usul Kasus Video Sekte Sesat Bule di Bali

Dengan menggunakan Bahasa Indonesia, Salam Ramadan dari Dubes Katori bisa dilihat dengan .

Dalam bincang-bincang dengan VIVAnews di ruang kerjanya usai rekaman "Salam Ramadan dan Idul Fitri" Selasa lalu, Dubes Katori menegaskan bahwa Pemerintah Jepang menjamin kebebasan beragama bagi semua umat beragama, termasuk kaum Muslim untuk beribadah di negaranya. Umat Muslim tetap dapat beribadah seperti biasa termasuk membangun masjid dan mengumandangkan suara adzan.

Menurut Katori, di Jepang saat ini ada sekitar 50.000 umat Muslim. "Sebagian besar dari mereka berasal dari luar Jepang, seperti dari negara sahabat kami, Indonesia. Ada juga pendatang asal Turki dan Iran," kata Katori.

Namun dia tidak dapat memberikan jumlahnya secara spesifik, karena di Jepang dilarang menanyakan identitas seseorang berdasarkan agamanya. Sementara untuk jumlah Warga Negara Indonesia yang saat ini bermukim di Jepang mencapai angka 25 ribu orang.

Katori juga menyebut terdapat beberapa masjid di Negeri Matahari Terbit itu. Totalnya mencapai sekitar 60 buah.

Namun pemerintah, disebut Katori, tidak memberikan bantuan keuangan bagi pembangunan rumah-rumah ibadah, termasuk masjid. Itu merupakan tanggung jawab dari masing-masing institusi agama yang bersangkutan. "Hal serupa juga berlaku untuk bangunan gereja, kuil atau tempat ibadah lainnya di Jepang," kata dia.

Terkait soal Ramadan, kaum Muslim di Jepang juga memperingati 1 Ramadan 1434 H, mulai tanggal 10 Juli kemarin. Mereka berpuasa satu jam lebih lama dibandingkan umat Muslim di Indonesia, yakni 13 jam.

Katori mengatakan selama bulan Ramadan, jam kerja di Jepang tetap berlangsung normal dan tidak ada pemotongan jam kerja. Namun umat Muslim yang bekerja diizinkan untuk mengambil hari libur saat Idul Fitri tiba.

"Di Jepang, perayaan Idul Fitri memang bukan hari libur dan kami juga tidak mengenal istilah cuti bersama. Tapi saya rasa, bagi para pekerja Muslim, mereka dapat diberikan kelonggaran oleh atasan dan perusahaan tempat mereka bekerja untuk libur di hari Idul Fitri," ungkap Katori.

Program Khusus

Di Jakarta, Dubes Katori ikut merayakan perayaan Ramadan dengan menggelar buka puasa di kediamannya di Kebayoran Baru. Baginya itu merupakan tradisi khusus yang diadakan tiap tahun dengan mengundang rekan-rekannya yang ada di Indonesia.

Katori juga menyebut adanya kerjasama yang terjalin antara Pemerintah Jepang dengan Indonesia untuk membangun pemahaman mengenai Islam di negaranya. Salah satu programnya, sejak tahun 2004 Jepang mengundang sejumlah guru Pesantren asal Indonesia untuk berkunjung ke Negeri Sakura.

"Di sana mereka tinggal antara sepuluh hari hingga dua minggu untuk mengunjungi beberapa sekolah, institusi pendidikan atau pusat kebudayaan. Guru pesantren ini juga terlibat dialog keagamaan dengan para bhiksu di kuil Buddha," ujarnya.

Dengan adanya program tersebut, menjadi kesempatan yang baik bagi kedua negara karena warga Jepang dapat ikut mempelajarai serta mengenal Islam lebih baik.

"Menurut saya program pertukaran itu selalu memberikan pencerahan mengenai Islam, khusunya kehidupan umat Muslim di Indonesia," kata dia. (eh)

Ilustrasi dolar Amerika Serikat

Tidak Pakai Dolar, Rusia Beli Senjata dari India Gunakan Rupee

Rusia baru-baru ini membeli hampir US$ 4 miliar atau setara dengan Rp 64,4 triliun peralatan pertahanan dan senjata buatan India dengan menggunakan mata uang lokal Rupee.

img_title
VIVA.co.id
14 Mei 2024