Presiden Israel Dukung Penuh Langkah Obama Soal Suriah

Shimon Peres
Sumber :
  • antv/ Eva Mazrieva
VIVAnews
Ini Alasan Rizky Febian Ajak Mahalini Masuk Islam Sebelum Menikah
- Presiden Israel, Shimon Peres, mendukung penuh keputusan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, yang terlebih dulu meminta persetujuan Kongres soal rencana gempur Suriah. Menurut Peres, sikap Obama dalam menyikapi krisis di Suriah sudah tepat.

Timnas Indonesia U-23 dan Guinea Ternyata Punya Kemiripan, Apa Itu?

Stasiun berita
KPK Sebut OTT di Sidoarjo Tak Sempurna, Ada Pejabat yang Tak Berhasil Ditangkap
Al Arabiya , Senin 2 September 2013, melansir bahwa situasi di Suriah saat ini lebih sulit dibandingkan sebelumnya. "Saya memiliki keyakinan penuh terhadap sikap moral dan operasional Presiden Obama," ungkap Peres dalam sebuah wawancara dengan radio militer Israel.


Dalam kesempatan itu, dia juga mengatakan Suriah sudah kadung terpecah belah. Sementara Presiden Bashar al-Assad tidak mampu berbuat banyak untuk menyatukan kembali perpecahan tersebut.


"Tidak ada lagi Suriah karena negara itu sudah tidak seperti dulu. Ada tiga atau empat negara di dalam satu teritori," imbuh dia yang merujuk kepada beragam kelompok pemberontak yang ingin menjungkalkan rezim Assad.


Peres juga menyampaikan Israel tidak akan ikut campur dalam konflik Suriah. Menurut Peres, biarkan rakyat Suriah sendiri yang menentukan nasib mereka.


"Bukan Israel yang menentukan masa depan Suriah. Kami berada di posisi yang unik karena beragam alasan banyak konsensus yang menentang keterlibatan Israel dalam konflik ini. Padahal bukan kami yang menciptakan situasi di Suriah," kata dia.


Lobi Obama


Sementara itu, Obama masih terus melakukan lobi-lobi secara intensif untuk bisa meraih dukungan anggota Kongres. Pertemuan di antara keduanya baru akan terjadi paling cepat tanggal 9 September mendatang, karena masa reses baru berakhir di tanggal tersebut.


Obama ingin meminta persetujuan Kongres untuk mendukungnya melakukan serangan terbatas sebagai hukuman kepada Assad yang telah membunuh rakyatnya sendiri dengan senjata kimia gas sarin. Senjata kimia itu terakhir digunakan Assad saat menyerang kelompok oposisi pada tanggal 21 Agustus kemarin.


Menurut laporan badan intelijen AS, akibat serangan yang terjadi pada dini hari itu, menewaskan sekitar 1.429 warga sipil tak berdosa. Sementara 400 di antaranya merupakan anak-anak. (umi)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya