Dukung Ukraina, AS Sumbang US$1 Miliar

Menlu AS John Kerry berbicara kepada para wartawan di Washington DC
Sumber :
  • REUTERS/Gary Cameron

VIVAnews - Bersamaan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry di Kiev, Ukraina, AS mengumumkan akan memberikan sumbangan sebesar US$1 miliar dalam bentuk bantuan ekonomi dan energi. 

Kasus Korupsi Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Cegah Eks Ketua DPD Gerindra Malut ke Luar Negeri

Hal tersebut juga sekaligus menjadi pembuktian kata-kata Presiden Obama yang akan memberikan "sanksi" pada Rusia jika Presiden Putin terus mempertahankan pasukannya di Crimea, wilayah otonomi Ukraina. 

5 Destinasi Menakjubkan di Bali yang Bakal Dikunjungi Delegasi World Water Forum

Dilansir USA Today, Menteri Keuangan AS Jack Lew mengatakan bahwa AS telah menggalang kerjasama dengan negara-negara sekutu dan membentuk paket khusus untuk membantu pemerintahan sementara Ukraina mengembalikan kekuatan dan stabilitas negara.

Lew juga menekankan perlunya kelanjutan reformasi di Ukraina. "Amerika Serikat sudah mempersiapkan kerjasama bilateral dan multilateral untuk menggalang bantuan yang dibutuhkan Ukraina agar pemerintahan baru bisa melanjutkan reformasi," terangnya.

Eksploitasi Anak Live di Tiktok, Zamanueli Pengelola Panti Asuhan Divonis 5 Tahun Penjara

Sementara, untuk Rusia, Presiden Obama sudah mulai menjalankan "sanksi" seperti pembekuan aset, pelarangan visa, juga penghentian kerjasama dan investasi. Pemerintahan Obama juga sudah menunda kerjasama militer degan Rusia dan berencana akan memboikot penyelenggaraan pertemuan G8 di Sochi, Rusia, Juni mendatang. 

"Langkah yang diambil Rusia sudah melanggar kedaulatan dan integritas Ukraina sebagai negara," ujar Obama. "Keputusan tersebut juga sekaligus melanggar hukum internasional," tambahnya.

Di lain pihak, Presiden Putin menyatakan bahwa Rusia berhak untuk melindungi kepentingan dan rakyat Rusia di sana. Putin juga menyatakan tidak akan mundur kendati diancam sanksi ekonomi oleh negara-negara Barat. 

"Semua ancaman terhadap Rusia kontraproduktif dan justru berbahaya," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya