Keluarga Penumpang Kapal Feri Sewol Gelar Aksi Protes

Keluarga penumpang kapal feri Sewol
Sumber :
  • REUTERS/Kim Kyung-Hoon

VIVAnews - Keluarga dan kerabat penumpang kapal feri yang tenggelam bulan lalu menggelar aksi protes di kantor kepresidenan Korea Selatan untuk menuntut pertemuan dengan Presiden Park Geun-hye, Jumat, 9 Mei 2014. 

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Para orang tua dari anak-anak yang menjadi korban tenggelamnya kapal Sewol dalam perjalanan wisata sekolah ke Pulau Jeju juga terlihat ikut dalam aksi protes tersebut. Polisi menutup jalan sebelum mereka mencapai kantor kepresidenan.

Namun, beberapa di antaranya akhirnya diizinkan untuk masuk ke dalam dan berbicara dengan para pejabat senior.

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Kapal feri yang membawa sebanyak 476 penumpang dari Incheon ke Pulau Jeju tenggelam pada 16 April lalu dan menewaskan setidaknya 300 orang.

Hanya 172 orang yang berhasil diselamatkan. Banyak penumpang yang terperangkap di dalam kapal. Sebagian besar dari mereka adalah siswa-siswa SMA di Seoul.

Laporan-laporan mengatakan ratusan polisi, beberapa membawa perlengkapan anti huru-hara berjaga-jaga di sekitar kantor kepresidenan yang disebut dengan nama Blue House di Seoul.

Namun, mereka yang datang untuk melakukan aksi protes dikabarkan tidak dapat bertemu dengan presiden. Kabarnya, mereka menuntut penjelasan karena upaya penyelamatan korban kapal tenggelam tersebut dinilai lamban. Mereka juga menuntut hukuman bagi siapa pun yang bertanggung jawab terkait peristiwa nahas itu.

Sebelumnya, Presiden Park telah meminta maaf kepada seluruh masyarakat Korea. Ia juga mengakui bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan saat kapal feri itu mengirimkan sinyal darurat belum cukup maksimal.

Para investigator meyakini bahwa pada hari kapal itu tenggelam, kapal tersebut membawa lebih dari tiga kali lipat jumlah kargo yang seharusnya.

Jaksa telah menahan 15 anggota awak termasuk kapten kapal, karena dinilai gagal membantu penumpang menyelamatkan diri. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya