Sumber :
- Zahrul Darmawan/VIVAnews
VIVA.co.id
- Otoritas Malaysia telah menangkap lima orang tersangka terkait dengan kelompok militan ISIS, salah satunya warga negara Indonesia (WNI), pada Sabtu, 5 Desember 2015. WNI tersebut dituding sebagai pemimpin dari kelompok militan tersebut di Malaysia.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
PM Najib Sebut Keragaman Jadi Kekuatan ASEAN
Saat dikonfirmasi, Kementerian Luar Negeri menyatakan bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Malaysia telah mengetahui berita tersebut dari media massa setempat. KBRI pun telah menghubungi kepolisian untuk mendapatkan informasi lebih detail.
"Pada hari ini KBRI membaca berita bahwa ada salah seorang WNI yang ditangkap kepolisian Malaysia dengan tuduhan terlibat aktivitas terorisme. Atas berita tersebut, KBRI telah menghubungi kepolisian Malaysia guna mendapatkan informasi lebih detail," kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, Muhammad Iqbal, kepada Viva.co.id di Jakarta, Sabtu, 5 Desember 2015.
Diutarakan Iqbal, pihak Kepolisian Malaysia membenarkan adanya penangkapan WNI tersebut bersama dengan warga negara lain atas nama berinisial "I" berikut nomor paspornya. Pihak kepolisian Malaysia juga menyampaikan bahwa penangkapan tersebut telah disampaikan kepada Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Malaysia untuk diteruskan ke KBRI Malaysia.
"Namun hingga hari ini KBRI belum mendapatkan notifikasi resmi dari Kemlu Malaysia," katanya.
Oleh karena itu, dikatakannya, KBRI Kuala Lumpur masih terus berkoordinasi dengan otoritas Malaysia untuk mendapatkan informasi lebih detail atas kasus tersebut, termasuk dasar yang dijadikan tuduhan terhadap WNI dimaksud.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Diutarakan Iqbal, pihak Kepolisian Malaysia membenarkan adanya penangkapan WNI tersebut bersama dengan warga negara lain atas nama berinisial "I" berikut nomor paspornya. Pihak kepolisian Malaysia juga menyampaikan bahwa penangkapan tersebut telah disampaikan kepada Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Malaysia untuk diteruskan ke KBRI Malaysia.
