Keluarga Korban Malaysia Airlines MH17 Tuntut Rusia

Puing Pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh di sebelah timur Ukraina.
Sumber :
  • REUTERS/Maxim Zmeyev

VIVA.co.id – Keluarga korban pesawat Malaysia Airlines yang jatuh di wilayah Ukraina, menuntut Rusia dan Presiden Vladimir Putin. Tuntutan diajukan melalui Pengadilan HAM di Eropa.

Rusia Abaikan Tudingan Terlibat Jatuhnya MH17

Pesawat dengan nomor penerbangan MH17 itu tertembak jatuh oleh sebuah misil buatan Rusia di sebelah timur Ukraina pada 2014.Pesawat tersebut hancur dan menewaskan seluruh penumpang dan kru yang berjumlah 298 orang.

Pihak Barat dan Ukraina bersikeras mengatakan, pemberontak Ukraina yang didukung Rusia adalah kelompok yang paling bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat tersebu. Namun, Rusia balik menuduh militer Ukraina sebagai pelakunya.

Tentara Rusia Diduga Terlibat dalam Jatuhnya MH17 di Ukraina

Menurut laporan News.com.au yang dikutip oleh BBC, Minggu 22 Mei 2016, klaim tersebut dilakukan berdasarkan hak untuk hidup para penumpang. Mereka mengajukan klaim sebesar US$7,2 juta per korban, dengan negara Rusia sebagai tergugat pertama dan Presiden Rusia sebagai tergugat kedua.

Jerry Skinner, pengacara penerbangan terkemuka yang berbasis di Amerika Serikat dan memimpin gugatan ini mengatakan, hal yang sangat sulit bagi keluarga korban untuk hidup dengan kesadaran, bahwa kejadian itu adalah "Sebuah kejahatan."

Jangan Ragu Masukkan Anak ke PAUD Bun, Ini 5 Manfaat Pentingnya

"Rusia tak memiliki fakta apapun untuk menyalahkan Ukraina. Namun, kami punya fakta, foto-foto, memorandum, dan berton-ton benda yang terkait," ujar Skinner.

Skinner kini menunggu pihak Pengadilan HAM Eropa, untuk mengetahui apakah kasus tersebut sudah diterima.

Sementara itu, Kremlin, menurut kantor berita Interfax, tak menanggapi klaim tersebut. Seorang senator yang berasal dari partai yang sama dengan Putin mengatakan, gugatan itu secara hukum hanya omong kosong dan tak memiliki kesempatan.

Penerbangan MH17 jatuh pada saat konflik yang terjadi antara militer yang mendukung pemerintah Ukraina dan kelompok pemberontak pro-Rusia sedang memuncak. Sebuah laporan dari badan investigasi Belanda mengatakan, pesawat itu jatuh akibat rudal Bulk, buatan Rusia. Namun, pihak penyidik tak menyebutkan, siapa yang menembakkan rudal tersebut.

Sebagian besar korban adalah warga negara Belanda dan investigasi kriminal saat ini masih terus dilakukan. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya