Korut: Amerika Sudah Deklarasikan Perang pada Pyongyang

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un meninjau program rudal balistik antarbenua.
Sumber :
  • REUTERS.com

VIVA.co.id –  Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Yong Ho, mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah mendeklarasikan perang. Oleh karena itu, Pyongyang memiliki hak untuk bertindak, termasuk menembaki pesawat pembom AS jika mereka tidak berada di wilayah udaranya.

Kim Jong-un Hilang Jelang Parade Militer Massal Korea Utara

Ri mengatakan, cuitan Trump lewat akun twitternya, Sabtu lalu, di mana dia menyebutkan bahwa hidup menteri dan pemimpin Korut Kim Jong Un 'tidak akan lama lagi', merupakan sebuah deklarasi perang.

"Seluruh dunia harus mengingat dengan jelas bahwa Amerika yang pertama kali mengumumkan perang terhadap negara kami," kata Ri, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa, 26 September 2017.

Meradang Dengar Misi Kim-Jong un, Militer Korsel Bikin Pasukan Anti-Nuklir Korea Utara

"Sejak AS mengumumkan perang terhadap negara kami, kami memiliki hak untuk bertindak. Termasuk menembak jatuh pesawat pembom AS bahkan ketika mereka tidak berada di wilayah udara negara kami," ujarnya.

Menanggapi hal itu, Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders membantah bahwa Amerika Serikat telah mengumumkan perang. Ia mengatakan ide tersebut adalah sesuatu yang tidak masuk akal.

Korsel Membalas, Rudal Kendali Udara Teror Situs Nuklir Korea Utara

Korea Utara secara teknis masih 'berperang' dengan Amerika Serikat sejak Perang Korea tahun 1950-1953 yang berakhir dengan sebuah gencatan senjata dan bukan sebuah perjanjian damai. Beberapa waktu terakhir, Korea mengembangkan rudal nuklir yang diklaim mampu mencapai daratan Amerika.

Dikutip dari BBC, perang kata-kata antara Korea Utara dan AS dimulai sejak Sabtu pekan lalu, 23 September 2017.  Ri di depan Majelis Umum PBB mengatakan "tak bisa dihindari negaranya akan menembak wilayah Amerika dengan roket setelah Trump menyebut pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, tengah melakukan misi bunuh diri."

Tak lama kemudian, melalui Twitter, Presiden Trump mengatakan kalau ancaman ini diulangi, pemerintah Korea Utara 'tidak akan bertahan lama'. Perang kata-kata ini memanas di tengah keputusan pemerintah di Pyongyang untuk terus melakukan uji nuklir dan uji penembakan rudal, meski dikecam oleh masyarakat internasional.

Ini bukan untuk pertama kalinya pemerintah Korea Utara menggunakan kata 'pernyataan perang' kepada Amerika, namun kali ini disampaikan ketika pemimpin tertinggi kedua negara tengah saling serang melalui berbagai pernyataan resmi.

Stephane Dujarric, juru bicara Sekjen PBB General Antonio Guterres, mengatakan bahasa yang panas bisa menyebabkan kesalahpahaman yang sangat fatal. "Satu-satunya solusi adalah solusi politis," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya