VIVAnews - Kepolisian Daerah Metro Jaya memastikan kalau pelaku penculikan dan pembunuhan Vikktor Rizki Wibowo merupakan komplotan yang jumlahnya lebih dari dua orang.
Menurut Kepala Humas Polda Metro Jaya, Boy Rafli Amar, penculikan orang dewasa dengan modus dan berdampak kematian seperti ini, kemungkinan jumlah pelakunya lebih dari dua orang.
"Pasti pelakunya lebih dari dua orang. Setiap orang punya peran sendiri-sendiri," ujarnya, Selasa 29 Juni 2010.
Ada pelaku yang memancing korban atau mengeksekusi. Demikian juga dengan otak atau dalang dalam penculikan itu.
Sementara berdasarkan keterangan dari keluarga korban, polisi bisa menyimpulkan kalau otak pelaku adalah orang yang dekat dengan Viktor. "Bisa saja temannya sendiri," ujar Boy.
Penculikan terhadap Viktor terjadi pada 10 Juni 2010 malam. Sebelum menghilang, Viktor berpamitan kepada Selvi Magdalena untuk bertemu dengan seseorang di Pamulang, Tangerang Selatan.
Setelah 15 hari menghilang, Viktor ditemukan dalam keadaan tewas di kawasan Tol Karawang, Jawa Barat. Kedua kaki Viktor sudah terpotong.
Para pelaku sempat meminta uang tebusan sebesar Rp 300 juta dan baru dipenuhi pihak keluarga Rp 50 juta. Pelaku kerap berganti nomor telepon untuk menghubungi keluarga viktor. Baru pada 25 Juni 2010, Viktro ditemukan .
penyidik sudah mendapatkan sedikit titik terang terkait dengan pelaku penculikan Viktor. "Sudah ada beberapa saksi, dan saksi itu sudah ada titik terangnya," katanya. Namun, Boy tidak menyebutkan titik terang apa yang dimaksud.
Kini polisi terus masih terus meminta keterangan seluruh saksi terkait pembunuhan itu. Boy menjelaskan, pihak kepolisian juga telah melakukan antisipasi dengan melakukan sosialisasi kesekolah-sekolah untuk lebih memperketat pengamanan.
"Karena banyak sekali kasus penculikan berawal dari sekolah," ujarnya
Berdasarkan data yang dimiliki Polda Metro Jaya, sepanjang Januari-Juni 2010 Polda Metro Jaya mencatat telah terjadi 25 kasus penculikan di wilayah hukum Polda Metro Jaya.
Dari jumlah itu, polisi hanya berhasil mengungkap 15 kasus. Dari 25 kasus tersebut paling banyak yang menjadi korban adalah anak-anak, sedangkan motif dari para pelaku cukup beragam. "Yang paling banyak motifnya adalah ekonomi, dan minta uang tebusan," ujarnya.
Sumber :
VIVA.co.id
8 Mei 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Pasukan gabungan TNI-Polri Satgas Nanggala Kopassus merebut kembali Distrik Homeyo di Kabupaten Intan Jaya, Papua, yang sempat diduduki oleh kelompok OPM selama tiga hari
Bungkam Irma Nasdem, Refly: Harusnya Semua Anggota DPR Itu Oposisi Terhadap Pemerintah!
Politik
8 Mei 2024
Refly Harun dan Anggota DPR Fraksi Nasdem Irma Suryani terlibat friksi perdebatan soal demokrasi dan oposisi. Refly soroti Irma yang sepertinya menyindir Rocky Gerung.
Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta, Jawa Barat, Rahmady Effendi Hutahaean buka suara soal tudingan punya harta fantastis hingga dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi
Jerman mengirim dua kapal perang ke kawasan Indo-Pasifik, untuk memperkuat kehadiran militernya di tengah meningkatnya ketegangan antara Tiongkok dan Taiwan.
Kejaksaan Tinggi Jawa Timur mengeksekusi dua anggota polisi yang terlibat dalam kasus atau tragedi Kanjuruhan.
Selengkapnya
Partner
Paul Munster Ultimatum Pemain Persebaya, Pulang Liburan Kondisi Fisik Harus Tetap Terjaga
Gorontalo
5 menit lalu
Pelatih Persebaya, Paul Munster mengingatkan pemainnya agar menjaga kondisi fisik selama libur kompetisi. Paul Munster sampai menyusn program latihan selama libur.
“Kami mendoakan Kang Dedi Mulyadi menjadi Gubernur Jabar periode 2024-2029,” ucap Ketua APDESI Jabar Dede Kusdinar, Rabu 8 Mei 2024. “Aamiin,” timpal ribuan kepala desa
Ditambah lagi, penampilan yang sederhana juga membuat pria terlihat mempunyai sisi menarik lainnya yang diidamkan oleh para wanita. Apa sajakah itu? Simak baik-baik
Sebagai informasi, Kementerian Sosial (Kemensos) menghidupkan kembali Program Keluarga Harapan (PKH) pada 2024 dengan tujuan melepaskan orang miskin dari kemiskinan. PKH
Selengkapnya
Isu Terkini