Kapolda: Penembakan di Bekasi Sulit Diungkap

Aipda Sugiantoro
Sumber :

VIVAnews - Polisi masih menyelidiki kasus penembakan Ajun Inspektur Dua (Aipda) Sugiantoro. Perwira pertama itu tewas seketika setelah diberondong senjata api saat patroli di Jalan Raya Mess AL, Kampung Raden, Jatiranggon, Jatisampurna, Bekasi, 1 Juni 2011 lalu.

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Hingga saat ini polisi belumdapat mengungkap pelaku. "Belum-belum. Belum ada titik terang sampai sekarang," kata Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Sutarman, di Mabes Polri hari ini.

Menurut Sutarman, polisi kesulitan karena minimnya saksi. "Saksi yang melihat tidak ada. Yang melihat cuma anggota kami," kata dia.

Sutarman menjelaskan, saat ini polisi baru bisa mengidentifikasi mobil
yang dibawa pelaku. "Mobilnya kan teridentifikasi walaupun nomornya
masih tidak benar," ucapnya.

Mobil tersebut, kata Sutarman, juga sedang dilacak keberadaanya oleh
polisi. "Mobilnya kena tembakan banyak sekali. Mungkin itulah
salah satu identitas yang kami ketahui," lanjut dia.

Menurut Kapolda, pihaknya sudah mengecek ke beberapa bengkel mobil. Namun hasilnya nihil. Sutarman menduga pelaku tidak menyimpan mobil tersebut di bengkel."Tapi disimpan di garasi, karena lubang akibat tembakan
senjata kami itu cUkup banyak," kata Sutarman.

Meski demikian, lanjutnya, kecil kemungkinan mobil tersebut berada di luar Jakarta mengingat banyaknya lubang bekas tembakan.

Peristiwa itu bermula saat korban yang merupakan anggota satuan ranmor Polres Bekasi Kota, dan tujuh anggota lainnya tengah melakukan patroli rutin dipimpin Ajun Inspektur Satu Nono di Telkom Jatiasih menuju Jatiluhur ke arah Kranggan.

Begitu sampai di Jalan Raya Kampung Raden, anggota melihat ada Toyota Innova warna hitam diparkir dengan posisi mencurigakan di depan Toko Ongko Mulyo. Saat itu Ajun Inspektur Dua Sugiantoro dan Brigadir Kepala M Nuh mencoba mendekati, tiba-tiba pelaku langsung melepaskan serentetan tembakan ke arah korban dan temannya dengan senjata laras panjang. Sugiantoro tewas seketika setelah peluru menembus bagian bawah mata kanan dan kepalanya.

Kemudian aksi brutal pelaku langsung dibalas Brigadir Agus Imran, Brigadir Ali, dan Brigadir Ade Abdul Rahman yang juga ikut menembak ke arah pelaku. Namun,  senjata laras pendek yang digunakan polisi hanya mampu mengenai kaca-kaca mobil pelaku. Polisi menduga pelaku hendak merampok di Toko Ongko Mulyo, tapi ternyata aksinya lebih dulu diketahui oleh anggota.

Aipda Sugiantoro meninggalkan satu istri bernama Diah dan dua anak, yaitu  Fael (9 tahun), dan Dea, (5 tahun).

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi
Gedung Kejaksaan Agung

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Koordinator TPDI (Tim Pembela Demokrasi Indonesia), Petrus Salestinus mengingatkan kepada Kejaksaan Agung agar tidak itu tidak menjadi bahan santapan para pejabat. Sebab,

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024