Patrialis Lapor Sel Mewah Ayin ke SBY

VIVAnews - Sel mewah 'milik' terpidana suap Artalyta Suryani alias Ayin di Rumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu dilaporkan ke Istana. Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar memberikan laporan khusus kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Nanti saya jam empat sore saya dipanggil khusus oleh Presiden," kata Patrialis Akbar di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa 12 Januari 2010.

Kedatangan Patrialis siang ini ke Istana saat ini bukan untuk melaporkan kasus sel mewah milik Ayin. Tetapi menemani rombongan Ketua Komite Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memberi laporan ke Presiden.

"Apa yang mau disampaikan nanti itu ada banyak beberapa hal. Pertama, terima kasih kepada media yang telah mengekspose karena itu pintu awal untuk membersihkan persoalan-persoalan lapas," kata Patrialis.

Hal lain yang akan dilaporkan kepada SBY adalah keputusan pencopotan Kepala Rutan Pondok Bambu Sarju Wibowo.

"Kami sudah memutuskan untuk menonaktifkan Kepala Rutan Pondok Bambu Sarju Wibowo, diganti dengan ibu Catur. Karena beliau (Catur) ini berprestasi," ujar Patrialis.

Pencopotan ini bermula dari inspeksi mendadak Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum pada Minggu malam, 10 Januari 2010. Dalam inspeksi yang diikuti Denny Indrayana dan Yunus Husein, menemukan sejumlah fasilitas mewah yang tidak ada di tahanan biasa.

Di ruang tahanan Artalyta Suryani, Satgas menemukan pendingin ruangan alias AC, kulkas, televisi layar datar, dan tempat mandi bola untuk bermain anak.

Bahkan di ruang tahanan lain, Aling, Satgas menemukan ruang khusus karaoke. Umumnya, ruangan tahanan khusus ini lebih besar dan tidak disatukan dengan tahanan lainnya.

 KPU Minta MK Tolak Tudingan Suara Nasdem Berkurang dan Golkar Bertambah di Jabar 1


ismoko.widjaya@vivanews.com

Penyebab Raibnya Foto Jokowi di Kantor PDIP Sumut Terungkap, Kini Sudah Terpasang Lagi
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, The Interview

Menkes Ungkap Alasan Tingkat Stunting Indonesia Baru Turun 0,1 Persen

Menteri Kesehatan mengungkapkan alasan di balik angka prevalensi stunting di Indonesia baru turun 0,1 persen, dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 21,5 persen pada 2023.

img_title
VIVA.co.id
9 Mei 2024