WNI di Jepang: Kami Butuh Evakuasi

Sisa Tsunami
Sumber :
  • AP Photo/Kyodo News

VIVAnews - Warga negara Indonesia di lokasi pusat gempa Jepang belum mendapat pasokan bantuan makanan. Bantuan baru datang hanya berupa selimut, itu pun dari pemerintah daerah setempat. Sementara, bahan makanan harus beli di toko-toko setempat yang stoknya juga terbatas.

"Kami baru ditanya kondisi saja, untuk bantuan belum dihubungi bagaimananya. Tapi yang kami butuhkan sekarang adalah perhatian dan evakuasi," kata Bayu Dwi Apri Nugroho, mahasiswa S3 Ilmu Pertanian, Universitas Iwate,  via chatting dengan VIVAnews.com, Senin 14 Maret 2011.

Menurut pria yang juga mengambil program S2 di Iwate ini, ada sekitar 140 warga Indonesia di Provinsi Iwate. Sementara, Bayu berdomisili di Morioka, daerah setingkat Kotamadya. Ada sekitar 15 orang di Morioka. Jarak Morioka dengan pusat tsunami sekitar 15 menit.

Iwate adalah wilayah setingkat provinsi yang terdiri dari sejumlah kabupaten atau kotamadya. Saat ini, semua akses menuju Iwate, apalagi Morioka terputus.

"Tidak ada bantuan yang masuk. Makanan dan bahan bakar juga langka," kata pria yang juga Ketua Departemen Pemuda, Olahraga, dan Kesenian Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI Jepang) ini.

Warga yang ingin mendapat makanan harus beli dengan cara mengantre. Karena, lanjut Bayu, toko-toko yang buka 24 jam, atau yang biasa disebut Kombini sebagian besar sudah tutup.

"Kombini sudah tutup karena stok makanan sudah habis. Kami tidak tahu bahan makanan yang tersedia cukup sampai kapan," kata pria lulusan Teknologi Pertanian UGM angkatan 1997 ini. Warga Indonesia dan pengungsi lainnya sempat diungsikan ke pusat olahraga Morioka Taiikukan.

Kondisi Morioka sendiri tidak terkena dampak tsunami. Karena lokasinya jauh dari laut dan terpisah jalan raya besar. Tetapi, gempa 9 Skala Richter membuat kota ini lumayan porak poranda. "Mobil sampai loncat-loncat," kata Bayu yang juga menjadi contact person KBRI di Iwate.

Aktivis Buruh Jabar Sukses Bangun Usaha Mandiri dengan Berkebun Anggur

Menurut Bayu, warga negara Indonesia di Provinsi Iwate butuh perhatian. Karena saat ini sebagian besar fokus ke Miyagi. "Padahal, Iwate lebih parah," kata Bayu.

Bayu menegaskan, ada tiga prefektur atau provinsi yang porak-poranda akibat gempa. Ketiganya yakni, Iwate, Miyagi, dan Fukushima.

InJourney Targetkan 50 Ribu Orang Kunjungi Borobudur saat Perayaan Waisak 2024
Arsip foto - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman (kiri) bersama Peneliti Ahli Utama BRIN Siti Zuhro (tengah) di Jakarta, Kamis, 7 September 2023.

Pernyataan Oposisi Ganjar Bisa Jadi Sikap Politik PDIP, Menurut Pakar BRIN

Peneliti senior politik BRIN menilai pernyataan Ganjar Pranowo yang memilih untuk menjadi oposisi dengan berada di luar pemerintahan, berpotensi juga menjadi arah PDIP.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024