TKW Dipancung

Nasib Ruyati Sudah Diinformasikan Sejak Maret

TKW terlantar di Jeddah, Arab Saudi
Sumber :
  • ANTARA/SAPTONO

VIVAnews - Perhimpunan Indonesia untuk Buruh Migrant Berdaulat (Migrant Care) menilai pemerintah teledor dalam melindungi nasib pembantu rumah tangga (PRT) Indonesia di luar negeri.

"Dalam kasus Ruyati binti Sapubi, sebenarnya Migrant Care telah menyampaikan perkembangan kasus ini ke pemerintah Indonesia sejak bulan Maret 2011, namun ternyata tidak pernah ada tindak lanjutnya," ujar Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah dalam siaran pers, Jakarta, Minggu, 19 Juni 2011.

Menurut Anis, eksekusi mati terhadap Ruyati binti Sapubi menunjukkan adanya keteledoran dalam diplomasi perlindungan PRT migran Indonesia. Dalam kasus ini, publik tidak pernah mengetahui proses hukum serta upaya diplomasi yang pernah dilakukan pemerintah Indonesia.

Keteledoran serupa menurutnya juga pernah terjadi pada kasus eksekusi mati Yanti Iriyanti, PRT migran Indonesia asal Cianjur--yang juga tidak pernah diketahui publik sebelumnya. Bahkan, hingga kini jenasah Yanti Iriyanti belum bisa dipulangkan ke Tanah Air.

Bukti tumpulnya diplomasi luar negeri indonesia makin terlihat dari gagalnya pemerintah dalam mencegah ancaman hukuman mati terhadap salah satu TKI lain, Diyem. Pemerintah kala itu lebih berkonsentrasi dalam pembayaran diyat (uang darah) ketimbang mengupayakan upaya litigasi di peradilan maupun diplomasi.   

Hal itu membuat Migrant Care khawatir pemerintah tidak mampu mencegah ancaman hukuman mati terhadap 23 WNI lainnya di Arab Saudi.

Migrant Care lebih jauh menilai eksekusi mati Ruyati menjadi tamparan keras bagi pemerintahan Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya di Sidang ILO ke-100 pada tanggal 14 Juni 2011 lalu menyatakan bahwa di Indonesia mekanisme perlindungan terhadap PRT migran Indonesia sudah berjalan, tersedia institusi dan regulasinya. 

"Namun buaian pidato tersebut tiba-tiba lenyap ketika hari Sabtu, 18 Juni 2011, muncul pemberitaan di berbagai media asing mengenai pelaksanaan eksekusi hukuman mati dengan cara dipancung terhadap Ruyati binti Sapubi, PRT migran Indonesia yang bekerja di Saudi Arabia. Peristiwa ini jelas memperlihatkan bahwa apa yang dipidatokan Presiden SBY di ILO tidak sesuai dengan realitas," kata dia. (kd)

Alasan Citroen Masih Enggan Pasarkan Mobil Hybrid di Indonesia
Konferensi pers

Mutia Ayu Cerita Kedekatan Sang Putri dengan Marthino Lio Pemeran Glenn Fredly

Dalam kesempatan itu, Mutia juga bercerita bahwa putrinya dengan Glenn, Gewa saat ini memiliki hubungan yang akrab dengan Marthino Lio.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024