Eks Menlu OPM: OPM Sekarang Sudah Ditunggangi

Kelompok bersenjata di Papua
Sumber :
  • Banjir Ambarita| Papua

VIVAnews - Perjuangan Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk kemerdekaan bangsa Papua, saat ini sudah tidak murni lagi. Pernyataan keras ini diungkapkan mantan Menteri Luar Negeri OPM, Nicholas Messet, Jumat 20 Januari 2012. Menurut dia, aksi OPM sudah diboncengi kepentingan-kepentingan pihak tertentu.

"Pergerakan OPM sekarang tidak lagi murni memperjuangkan ideologi memerdekakan Papua, tapi sudah digunakan untuk kepentingan kelompok," katanya.

Pria yang sejak 1969 bermukim di Swedia ini menyatakan kekuatan tertentu itu berada di belakang setiap pergerakan OPM belakangan ini.

"Ada yang bermain. OPM kini sudah dipelihara atau dibina mereka," dia menandaskan, ketika ditanya tanggapannya terkait pendudukan markas OPM Eduda Pania.

Kata Kapten Timnas Indonesia U-23 Usai Gagal Lolos Olimpiade 2024

Karena itu dia mengusulkan agar kepanjangan OPM segera diganti menjadi "Organisasi Papua Membangun", bukan lagi "Organisasi Papua Merdeka".

"Saya sudah pernah katakan di salah satu TV nasional, ada yang bermain untuk kepentingan proyek mereka," ucapnya. "Jadi, sebaiknya itu dihentikan. Sekarang mari membangun Papua. Jangan peralat orang Papua untuk proyek-proyek besar dan siapa saja."

Messet melanjutkan saat ini di dunia internasional nyaris tidak ada lagi yang berpikir soal Papua merdeka. Sebab, sudah ada solusi lain, yakni otonomi khusus. "Jangan lagi terbuai dengan mimpi kemerdekaan. Mari kita bangun Papua agar lebih baik lagi, dengan semangat otonomi khusus," dia menyerukan.

Karena itu, dia meminta kelompok-kelompok yang masih berseberangan dengan pemerintah dan masih bergerilya di hutan, untuk segera kembali ke tengah masyarakat dan bersama-sama membangun Papua.

"Tidak ada lagi artinya berjuang untuk merdeka, itu hanya sia-sia saja. Lebih baik membangun dengan semangat otonomi khusus," ujarnya.

Pihak TNI dan Polri membantah keras tudingan Messet itu. "Saya sudah baca di koran lokal, tapi saya akan cek dulu kepada yang bersangkutan," kata juru bicara Kodam 17 Cenderawasih, Kolonel Ali M Bogra saat berbincang dengan VIVAnews.com, Jumat 20 Januari 2012.

TNI, kata Ali,  akan berupaya menemui Messet untuk mengkonfirmasi tudingan yang sudah dipubliksikan koran lokal itu. TNI, kata Ali M Bogra,  belum mengambil sikap apapun atas tudingan Messet itu. 

Sementara, juru bicara Polda Papua Komisaris Besar Polisi Wachyono lebih memilih tidak menanggapi tuduhan itu. Polisi memilih fokus pada tugas dan fungsi Kepolisian saja. "Aparat yang mana, tanya saja langsung ke sumbernya," ujar Wachyono. (Bantahan TNI Polri selengkapnya baca di sini)

Israel Bombardir Rafah, Peringatan AS Diabaikan

Sebelumnya, dalam Rapat Pimpinan Polri di gedung PTIK, Jakarta, Jumat, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menuturkan kehadiran TNI dan Polri di Papua adalah untuk menjaga keamanan.

“TNI mengemban tugas menjaga kedaulatan dalam tugasnya di Papua,” katanya. Namun, SBY menegaskan, pemerintah tidak akan melakukan tindakan eksesif atau represif terhadap warga Papua.

SBY meminta LSM untuk menilai secara adil persoalan di Papua. “Tidak masuk akal jika ada NGO mengatakan seolah kita dilarang untuk menegakkan kedaulatan hukum dan keamanan di Papua,” kata Presiden. “Yang penting TNI/Polri menjalankan tugas dengan benar tanpa melanggar hukum dan HAM." (umi)

Tabrakan di ruas jalan Tol Medan - Tebing Tinggi.(dok Satlantas Polresta Deliserdang)

Tabrakan Maut HRV Vs Truk di Tol Medan-Tebing Tinggi, Kevin Tewas

Dari keterangan polisi, tabrakan maut karena diduga pengendara mobil HRV melaju dengan kecepatan tinggi.

img_title
VIVA.co.id
10 Mei 2024