Korban Ledakan Pipa Pertamina Jual Rumah untuk Berobat

Kebakaran akibat ledakan pipa Pertamina
Sumber :
  • VIVAnews/Ramond Epu

VIVAnews - Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Begitulah nasib, M Sani (37), keluarga korban ledakan pipa pertamina di Kilometer 219 Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Anak Sani yang masih berusia 13 tahun, Afrilazi menjadi salah satu korban ledakan pada Rabu pagi kemarin. Luka anaknya itu cukup parah. Untuk biaya berobat anaknya, Sani harus menjual rumah yang selama ini ditinggali  bersama keluarganya.

"Saya sudah mengambil kesimpulan harus menjual rumah, satu-satunya harta milik saya yang berharga di Bayung Lencir untuk biayai berobat," tutur M Sani di Rumah Sakit Bratanata atau DKT Jambi, Kamis 4 Oktober 2012.

Sani mengatakan, keluarganya butuh dana setidaknya Rp30 juta untuk biaya operasi Afrilazi yang mengalami luka bakar. "Dokter bilang anak saya harus dioperasi, karena 60 persen badannya melepuh. Mana mungkin saya memiliki uang sebesar itu," ujarnya.

Memang, utusan pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, telah menyatakan akan membantu sepenuhnya biaya berobat para korban. Tapi belum diketahui kapan bantuan itu diberikan. Sementara, operasi harus segera dilaksanakan dalam satu atau dua hari ini untuk menyelamatkan jiwa Afrilazi. Selain itu, dokter meminta uang muka minimal Rp2 juta hingga Rp3 juta.

Afrilazi bukan satu-satunya korban yang dirawat di Rumah Sakit DKT ini.  Rosdiana (29), Rokiah (21), Sukri (23), Haniza (70), Sandi (28), Sunarto (40), Rebu (60), Joni (12), Paldianto (34), dan Andri Iwandra (24).

Yang membuat hati Sani semakin sedih adalah pemberitaan. Sebab, para korban ini disebut tengah mencuri minyak milik pertamina. Menurut dia, tidak semua korban itu adalah pencuri minyak pertamina. Sani mengatakan, anaknya adalah murid Madrasah Tsanawiyah kelas satu yang kebetulan berada di dekat lokasi ledakan. "Ketika itu, anak saya kebetulan melewati lokasi kejadian saat ingin pergi ke sekolah," katanya.

Korban Bertambah

Sebelas orang yang dirawat di rumah sakit ini. Seorang di antaranya meninggal dunia pada Kamis pagi, bernama Andri Yubar. Andri tak bisa diselamatkan, karena mengalami luka bakar 90 persen. Sementara itu, dua orang meninggal di Rumah Sakit Mayang Medical Center Jambi, masing-masing Agus dan Sahuri.

Sahuri masuk ke rumah sakit MMC bersama adiknya, Agus. Namun, sebelum mendapat perawatan, Agus meninggal karena luka bakar yang sangat parah. Sementara, tim medis melakukan perawatan intensif kepada Sahuri. "Setelah kita lakukan pertolongan, kondisinya sempat membaik dan kita pindahkan ke ICU untuk observasi," kata Ketua Tim Perawat IGD Rumah Sakit MMC Jambi, Muhandri.

Alat bantu pernafasan dipasang ke Sahuri, juga dilakukan upaya pengembalian cairan tubuh, pemasangan infus, dan inkubasi. "Luka bakar di tubuh korban hampir seratus persen. Bagian tubuh yang cukup parah terbakar pada bagian leher dan dada. Meninggal dunia sekitar pukul 02.00 WIB malam tadi," jelasnya. Sebelumnya, pada Rabu 3 Oktober 2012, pihak Pertamina menyebutkan terdapat lima korban tewas. (umi)

Profil Epy Kusnandar, Pemeran Kang Mus Preman Pensiun Ditangkap karena Kasus Narkoba
Viral Video Pengalaman Tinggal Dekat Lanud, Netizen: Serasa Lagi Perang

Top Trending : Pengalaman Tinggal Dekat Landasan Udara hingga Anak Kiai Sering Open BO Waria

Ada beberapa artikel yang menjadi pusat perhatian publik di Indonesia sehingga mendapatkan banyak pembaca untuk kanal Trending VIVA.co.id pada Sabtu, 4 Mei 2024.

img_title
VIVA.co.id
11 Mei 2024