Sumber :
- Reza Putra
VIVAnews -
Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin meminta Polri menerjunkan tim Detasemen Khusus Anti Teror untuk menangkap para pelaku penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, DIY, Sabtu 23 Maret 2013. Serangan brutal itu titipan Polda DIY.
"Tindakan menyerang lapas jelas teror kepada negara. Kenapa Densus tidak diturunkan untuk memburu pelakunya," kata Din usai membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Jumat 29 Maret 2013.
"Tindakan menyerang lapas jelas teror kepada negara. Kenapa Densus tidak diturunkan untuk memburu pelakunya," kata Din usai membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Jumat 29 Maret 2013.
Jika tidak dikerahkan, Din justru mempertanyakan kesungguhan Polri untuk menangkap dan mengungkap motif penembakan terhadap para tersangka pengeroyokan anggota Kopassus itu.
"Justru teror yang rakyat sipil dituduh teroris, mereka (Densus) melakukan tindakan yang melampaui batas," ucap Din.
Selain itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) juga diminta untuk turun tangan mengungkap kasus ini. Kasus ini menurut Din, sudah masuk wilayah kerja BNPT yakni, mengungkap kasus teror.
"Mana itu Densus 88, mana itu BNPT. Saya kira lembaga itu dibubarkan sajalah," kata Din.
Penyerbuan Lapas Cebongan oleh segerombolan pasukan bersenjata, kata Din, benar-benar menunjukkan bahwa kewibawaan negera Indonesia telah runtuh. Karena itu adalah kasus besar, maka membutuhkan campur tangan presiden.
"Tidak cukup ditangani oleh Panglima TNI atau Kapolri.Namun presiden harus turun tangan sendiri. Perlu ada ada keseriusan untuk menangani. Jangan disikapi dengan santai seolah-olah bukan persoalan besar," tuturnya. (sj)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Jika tidak dikerahkan, Din justru mempertanyakan kesungguhan Polri untuk menangkap dan mengungkap motif penembakan terhadap para tersangka pengeroyokan anggota Kopassus itu.