Warga Pasaman Tolak Proyek Tambang Bijih Besi

Kegiatan penambangan di lapangan tambang emas milik Freeport, di Papua.
Sumber :
  • VIVAnews/Banjir Ambarita

VIVAnews - Rumah dinas Bupati Pasaman, Sumatera Barat, dilempari dengan botol air mineral. Lemparan itu berasal dari kerumunan ribuan warga yang telah mengepung rumah dinas bupati dari pukul 10.30 WIB, Kamis 2 Mei 2013.

Massa yang berasal dari Nagari Aie Manggih dan Sundatan, Kecamatan Lubuk Sikaping, itu gerah ketika bupati enggan menemui mereka. "Keluar. Keluar," warga berteriak sembari melempari aparat yang berjaga di depan pintu masuk.

Kericuhan pun tak bisa dihindari. Satuan Polisi Pamong Praja mengejar pelaku yang berada di atas mobil truk warga yang diparkir tepat di tengah kerumunan masa. Satpol PP kehilangan kendali. Warga dipukuli hingga tiga orang lebam di bagian wajah.

Tidak terima dengan tindakan Satpol PP, masyarakat terpancing. Namun, berselang 20 menit, aparat kepolisian berhasil meredam. Aparat dan warga yang terlibat diamankan. Orasi pun dilanjutkan.

Kembali, dari corong pengeras suara warga terdengar, "Bupati, keluarlah. Kericuhan tidak akan terjadi jika bapak keluar." Akhirnya pihak kepolisian membuat kesepakatan dengan masa. Bupati Benny Utama akan keluar jika masyarakat bisa tenang. Kesepakatan dibuat, masyarakat duduk di halaman.

Benny keluar setelah warga berdiri di bawah terik matahari sekitar dua jam. Menurut petugas keamanan, bupati enggan keluar karena takut masyarakat ricuh. Sebelumnya, sekitar pukul 09.00 WIB, Benny dicegat warga saat melintasi Nagari Sundatan. Pasalnya, saat itu masyarakat sudah berkumpul untuk melakukan aksi damai ke kantor bupati.

Ada Luka Tembus Pelipis Anggota Satlantas Polresta Manado yang Ditemukan Tewas di Mampang

"Kami mau demo, masak dia lari," ucap Nasrul, salah seorang Ninik Mamak perwakilan warga kepada VIVAnews di lapangan. Bupati beserta rombongan dipaksa kembali dan diikuti ribuan masyarakat.

Masyarakat menuntut agar bupati mencabut izin tambang biji besi PT. Sumber Mineral Bersama. Lokasi tambang tersebut berada di kawasan Bukit Barisan tepat di tanah ulayat masyarakat. Lokasi tersebut, hanya berjarak sekitar dua kilo dari pemukiman dan lebih tinggi. "Kami khawatir, akan terjadi dampak buruk. Karena lokasi tambang itu lebih tinggi dari kampung kami," ujar Nasrul.

Nasrul tidak ingin, Pasaman seperti Papua. "Sudah banyak contoh di Indonesia, di daerah tambang, pasti lingkungannya tercemar dan warga sengsara."

Tidak hanya itu, masalah lainnya, menurut Nasrul, tambang ini tidak pernah disosialisasikan kepada warga secara menyeluruh. Sehingga, kita hanya tahu belakangan, kalau di tanah ulayat kita akan ada tambang biji besi.

Masyarakat tidak ingin kampung halaman mereka tercemar. Karena di sekitar lokasi tambang tesebut, terdapat areal pertanian yang menjadi sumber ekonomi. Di samping itu, sumber air bersih juga berasal dari bukit barisan dan melewati lokasi yang akan dijadikan lahan pertambangan.

PT. SMB selaku perusahaan yang akan mengeruk kekayaan alam Pasaman tersebut, mengajukan izin pada tahun 2008. Tahun 2009, tepatnya 28 Juli izin ekplorasi diterbitkan melalui Surat Keputusan Bupati Pasaman nomor: 188.45/768/BUP-PAS/2009. Bupati ketika itu Yusuf Lubis. Luas lahan yang akan digarap mencapai 2.807,43 hektar.

Menanggapi tuntutan warga tersebut, bupati Benny Utama mengatakan belum bisa memberi keputusan soal pencabutan izin. "Tambang itu kan belum mulai, kami sedang menunggu hasil kajian apakah layak dilanjutkan atau tidak. Kita serahkan kepada ahlinya. Karena saya tidak paham soal itu," ujar Benny di depan masa.

Benny mengaku belum menerima hasil kajian itu. Menurutnya, masih panjang waktu untuk mengkaji dampak dari tambang tersebut. "Nanti kan dilihat dampak soaial, ekonomi, Amdal dan lainnya," ujar Benny. "Setelah itu baru bisa diputuskan."

Setelah mendengar penjelasan Benny, wargapun bubar. Namun, Daswin, salah seorang Niniak Mamak yang juga menjadi perwakilan warga menegaskan menolak tambang itu. "Apapun hasil kajiannya, kami akan tetap menolak."

Ilustrasi aplikasi.

Aplikasi Ini Bisa Bikin Penumpang Terhibur di Pesawat

Namanya Tripper, aplikasi hiburan terbaru yang dapat dinikmati penumpang sebelum, saat, dan sesudah penerbangan.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024