Sumber :
- VIVAnews/Rijanasser
VIVAnews -
Uji sampel terhadap makanan harimau di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Jawa Timur menunjukkan kandungan formalin. Hal ini diduga menjadi penyebab seekor harimau sumatera, Melani, sakit sejak lima tahun lalu.
Dokter KBS Rahmat Suharto mengaku tidak tahun sudah berapa lama Melani memakan daging yang mengandung formalin tersebut. Namun, efek jangka panjang formalin adalah merusak pencernaan bahkan bisa sampai ke otak.
Baca Juga :
Resmikan Masjidnya di Uganda, Ivan Gunawan Potong Sapi hingga Bagi-bagi Hijab, THR dan Alquran
Dokter KBS Rahmat Suharto mengaku tidak tahun sudah berapa lama Melani memakan daging yang mengandung formalin tersebut. Namun, efek jangka panjang formalin adalah merusak pencernaan bahkan bisa sampai ke otak.
"Kalau memakan formalin satu dua hari tidak masalah," kata dia. Lihat videonya di
Sejak sakit 5 tahun lalu, berat badan harimau bernama Melani turun drastis menjadi 60 kilogram. Ini sangat jauh dari berat ideal. Kucing besar berusia 15 tahun itu tampak kurus dan kehilangan nafsu makan hingga terlihat lemah.
Pengelola KBS sudah menempatkan harimau betina itu di kandang karantina dan dipisahkan dari kawanannya agar tak terganggu. Selain itu, pengelola juga bisa fokus memeriksa kesehatan Melani.
Pemeriksaan medis menunjukkan, Melani mengalami gangguan organ dalam yang mempengaruhi sistem pencernaan. Pengelola kebun binatang sudah memberi tambahan mineral, antibiotik, penambah enzim pencernaan, serta makanan giling. Namun, hal ini belum cukup memulihkan kondisi Melani yang sudah parah.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Kalau memakan formalin satu dua hari tidak masalah," kata dia. Lihat videonya di