Melihat Daya Tarik Masjid "Seribu Bulan' di Madiun

Aktivitas Di Istiqlal
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews
Gerindra Belum Dapat Informasi Soal Megawati-Prabowo Bakal Bertemu pada 17 Agustus
- Masjid Agung Sewulan di Madiun, Jawa Timur, selalu menjadi daya tarik tersendiri di bulan Ramadan. Pengunjung dari berbagai daerah mendatangi masjid ini.

Selain Cantik, Pacar Baru Sule Ternyata Punya Mobil Mewah Ini

Sejarah mencatat, bangunan masjid yang dibangun pada tahun 1740 ini adalah masjid tertua di wilayah Madiun. Sejak hari pertama puasa banyak warga yang datang untuk melakukan itikaf dan ziarah di makam Raden Mas Bagus Harun atau yang biasa dikenal dengan nama Kiai Ageng Basyariyah, sebagai pendiri masjid ini.
PTPN Group Buka Suara soal Mantan Pejabatnya Jadi Tersangka Korupsi HGU


Dulunya, masjid ini merupakan pondok pesantren pusat pengambangan siar agama Islam. Dari masjid ini lahir pondok besar di karisidenan Madiun - Kediri hingga Mojokerto, termasuk pondok pesantren Tebu Ireng di Jombang.


Masjid kecil yang berdiri di atas tahan perdikan atau tanah pemberian raja yang bebas pajak juga digunakan sebagai pusat perlawanan santri dalam mengusir penjajah Belanda.


"Dulu sebagai pusat pengembangan agama Islam. Dulu ada pondok, pesantren dan tempat pendidikan. Karena menjadi situs bersejarah dan banyak dikunjungi masyarakat, masjid ini ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya oleh Badan Purbakala Mojokerto," kata Muhammad Mawardi, pengurus Masjid Agung Sewulan.


Masjid dengan bangunan sederhana ini kemudian direnovasi pada tahun 1921. Nama "sewulan" pada masjid ini diambil dari kata sewu wulan atau seribu bulan. Nama ini didapat dengan cara tirakat dan karomah yang diangugerahkan Allah kepada Kiai Ageng Basyariyah.


Karen kedekatan Kiai Ageng Basyariyah dengan Kerajaan Mataram, sang kiai pernah diberi oleh Raja Mataram yang dipergunakan untuk memilih tanah perdikan. Payung itu semula dilarung di sungai di kawasan Bang Pluwang, Nglengkong, Sukorejo, Ponorogo.


Atas titah gurunya, Kiai Hasan Besari, Kiai Ageng Basyariyah diminta mencari lagi payung itu ke arah timur. Setelah menemukan tempat dimana payung sakti tersebut muncul, Kiai Ageng Basyariyah disuruh untuk mengembangkan Islam di sana.


Butuh waktu hingga tiga Ramadan bagi Kiai Ageng Basyariyah untuk mencari pusaka itu. Tepat pada malam Lailatul Qadar, payung itu ditemukan. Bersama dengan hari itu, Kiai Ageng Basyariah kemudian menamai tanah perdikan tersebut dengan nama "Sewulan" dan mulai mendirikan masjid dan mengajarkan Islam.


Kiai Ageng Basyariyah merupakan tokoh yang sangat disegani di tanah Jawa, dari keterunannya lahir banyak tokoh besar, diantaranya Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya