Atap Sekolah Runtuh Ancam Siswa di Malang

Sekolah Ambruk
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto
VIVAnews
Fakta Menyakitkan di Balik Kegagalan Timnas Indonesia Tembus Olimpiade
- Dinas Pendidikan Kabupaten Malang sedang mendata sekolah yang rusak di wilayahnya. Terdapat anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN sebesar Rp57 miliar untuk digunakan sebagai anggaran perbaikan sekolah yang mengalami kerusakan ringan, sedang dan berat tahun 2015.

Mengenal Sagil, Siswa SD dengan Tinggi 2 Meter dari Kerinci Jambi

“Sudah ada tim yang melakukan pengecekan untuk mendata sekolah yang rusak. Masing-masing ada kriterianya, mana yang rusak ringan, sedang dan berat,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Budi Iswoyo, Selasa 25 November 2014.
Keluarga Rizky Febian Ungkap Mahalini Sudah Mualaf, Sejak Kapan?


Berkaca pada tahun lalu, dari 217 sekolah yang mendapatkan anggaran untuk perbaikan, sebagian besar didominasi oleh sekolah yang mengalami kerusakan sedang, seperti atap yang rusak dan harus diganti atau dinding yang mulai retak-retak dan berpotensi untuk roboh.


Kondisi tersebut dialami oleh sekolah negeri ataupun swasta yang ada di Kabupaten Malang. “Bantuan ini bisa digunakan untuk sekolah negeri dan juga swasta. Sumbernya sama, DAK, hanya mekanisme turunnya yang akan berbeda untuk sekolah negeri dan swasta,” katanya.


Setidaknya saat ini terdapat 1.115 SD Negeri, 311 SMP Negeri dan 13 SMA Negeri serta 8 SMK Negeri yang ada di wilayah Kabupaten Malang.


Perbaikan kondisi fisik sekolah diharapkan bisa meningkatkan kenyamanan pelajar dan pengajar saat menimba ilmu di sekolah. Dinding atau atap yang rusak berpotensi untuk membahayakan siswa dan guru saat jam mengajar di dalam kelas.


“Ya agar kenyamanan dan keselamatan mereka lebih terjaga, tidak was-was dengan atap yang akan runtuh jika di dalam kelas,” katanya.


Meskipun tahun ini jumlah sekolah penerima bantuan bisa jadi akan lebih sedikit dibandingkan tahun lalu mengingat anggaran DAK yang turun juga berkurang jika dibandingkan dengan anggaran tahun lalu sebesar Rp63 miliar.


Menurut Budi, penurunan angka bantuan tergolong wajar mengingat perbaikan yang dilakukan setiap tahun akan diikuti pula dengan perbaikan fasilitas dan pengurangan anggaran di setiap tahun.


“Ya logikanya kalau setiap tahun diperbaiki harusnya tahun depan akan lebih sedikit sekolah yang rusak. Jadi logis kalau jumlah anggarannya berkurang,” katanya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya