Wisatawan dan Rohaniawan Doakan Keluarga Korban AirAsia

Keluarga penumpang pesawat AirAsia di Crisis Center
Sumber :
  • VIVAnews/Mohammad Zumrotul Abidin

VIVAnews - Wisatawan yang sedang berkunjung di Kota Batu, Malang berdoa agar keluarga korban pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya - Singapura yang hilang diberi ketabahan.

Ini Mobil Andalan Pelatih Timnas Shin Tae-yong untuk Jalan-jalan di Indonesia

Mereka menyampaikan doa dengan cara ditulis di lembar kertas lalu diberi bunga mawar. Sejumlah anggota Batu Profesional Tourism Association (Bapta) juga ikut dalam aksi ini.

Berbagai doa dan harapan ditulis dalam kertas doa tersebut. Hal itu dilakukan sesaat, setelah Tim SAR menemukan sejumlah jasad yang diduga merupakan penumpang pesawat AirAsia yang nahas tersebut. Sejumlah doa itu berisi harapan seperti, 'Semoga team SAR diberi kesehatan, supaya tetep fokus pencarian AirAsia'. 'Semoga keajaiban terjadi dari Angga rafting Sahabat Air' dan 'Semoga semua penumpang AirAsia ditemukan dari Fino Nrendra Lawang KZ+CA'.

Resmikan Masjidnya di Uganda, Ivan Gunawan Potong Sapi hingga Bagi-bagi Hijab, THR dan Alquran

Ketua Bapta Satriyo Budi Santoso mengatakan, acara itu digelar secara tidak disengaja. Menurut dia tragedi hilangnya pesawat AirAsia merupakan musibah bagi dunia pariwisata. Untuk itu, dia sengaja membuat acara mengirim doa lewat tulisan sebagai upaya agar orang tidak takut naik pesawat juga untuk mengembalikan kepercayaan kepada travel Indonesia.

"Upaya kami ini adalah memberikan kepercayaan lagi kepada masyarakat luas," ujarnya, Selasa, 30 Desember 2014.

Hal serupa juga berlangsung di Klenteng Eng An Kiong, Malang. Sejumlah orang yang merupakan umat dari klenteng ini masuk dalam daftar penumpang pesawat yang hilang sejak Hari Minggu lalu.

Heru Budi Kunker ke Jepang, Harap Proyek MRT East-West Groundbreaking Agustus

“Ada Pak Aris Susanto, dia jamaah Budha di sini,” kata Rudy, rohaniawan Budha di Klenteng Eng An Kiong.

Rudy mengatakan, Aris pergi bersama istrinya, satu anaknya dan seorang menantunya. “Sempat bertemu seminggu yang lalu di sini. Kok tidak biasanya dia ibadah pagi hari. Sempat saya sapa ketika berpapasan,” katanya menambahkan.

Sejak peristiwa hilangnya AirAsia ramai diberitakan, kabar tentang Aris Susanto yang ada di dalam pesawat segera menyebar di sekitar klenteng yang berdiri sejak tahun 1825 itu. Sejak peristiwa itu mulai ramai, umat tiga kepercayaan berbeda di kelenteng ini melakukan ibadah untuk mendoakan korban di AirAsia.

“Ibadahnya perseorangan, dilakukan sendiri-sendiri.” 

Klenteng Tri Dharma Eng An Kiong digunakan sebagai tempat ibadah untuk tiga agama dan kepercayaan, yaitu Hindu, Budha dan Konghucu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya