Peringati Asyura, Puluhan Imigran Dibubarkan Ormas Islam

Ritual tabuik (tabot) di Pariaman
Sumber :
  • Antara/ Iggoy el Fitra
VIVA.co.id - Sebanyak 31 imigran diamankan aparat di Markas Kepolisian Resor Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka dievakuasi karena menggelar peringatan Hari Asyura, yang kemudian dibubarkan organisasi massa Islam, Front Jihad Islam (FJI).
Menhub: Bandara Kulonprogo Beroperasi 2019

Para imigran itu, 30 orang di antaranya adalah warga Afganistan dan seorang lagi Myanmar. Mereka selama ini ditampung di sebuah gedung milik Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penjelasan RS Sardjito soal Jenazah yang Dianggap Waluyo

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Kepolisian dan Dinas Sosial, para imigran menggelar doa bersama sekaligus memeringati Hari Asyura di Pondok Pemuda, Ambar Binangan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, pada Senin malam hingga Selasa dini hari, 20 Oktober 2015. Kegiatan mereka kemudian dibubarkan massa FJI karena dituduh menyebarkan paham Syiah.
Polda Yogya Bantah Tangkap Menantu Sultan Terkait Narkoba

Para imigran itu lalu diamankan di Markas Polres Bantul agar tidak memicu kericuhan dan bentrok.

Menurut Kepala Polsek Kasihan Komisaris Polisi Suwandi, kejadian itu sama sekali tak diduga aparat maupun pemerintah setempat. Sebab, selama ini aparat kepolisian, aparat Komando Rayon Militer, dan pemerintah desa setempat tidak diberi tahu bahwa gedung di wilayah mereka digunakan untuk menampung pengungsi.

“Kami tidak diberi tahu sama sekali. Harusnya sekedar tembusan agar kami bisa memantau dan mengamankannya,” katanya.

Suwandi menjelaskan bahwa saat para imigran itu menggelar ritual peringatan Asyura, massa FJI merangsek masuk dan menuntut acara itu dibubarkan. Massa FJI dan warga menuding para pengungsi hanya kedok untuk menyebarkan paham tertentu.

Hari Asyura adalah hari kesepuluh pada bulan Muharram dalam kalender Islam. Hari itu menjadi terkenal karena bagi kalangan Syiah dan sebagian Sufi adalah hari berkabung atas kematian cucu Nabi Muhammad, Husain bin Ali, pada Pertempuran Karbala tahun 61 H (680).

Tetapi kalangan Sunni meyakini bahwa Nabi Musa berpuasa pada hari itu untuk mengekspresikan kegembiraan kepada Tuhan karena kaum Yahudi sudah terbebas dari Firaun. Menurut tradisi Sunni, Nabi Muhammad berpuasa pada hari itu dengan jumlah dua hari dengan tujuan menyelisihi umat Yahudi dan Nasrani, dan meminta orang-orang untuk berpuasa.

Tanggal 10 Muharram 61 H atau 10 Oktober 680 adalah hari pertempuran Karbala yang terjadi di Karbala, Irak sekarang. Pertempuran itu terjadi antara pasukan Bani Hasyim yang dipimpin Husain bin Ali yang beranggotakan 70-an orang, melawan pasukan Bani Umayyah yang dipimpin Ibnu Ziyad, atas perintah Yazid bin Muawiyah, khalifah Umayyah saat itu.

Pada hari itu hampir semua pasukan Husain bin Ali, termasuk Husain, syahid terbunuh, kecuali pihak perempuan, serta anak Husain yang sakit bernama Ali zainal abidin bin Husain. Mereka kemudian dibawa menghadap Khalifah di Damaskus, dan yang selamat dikembalikan ke Madinah.

Sebagian masyarakat Indonesia rutin memperingati kisah kepahlawanan dan kematian Husain bin Ali. Misalnya, masyarakat Bengkulu dan Pariaman, Sumatera Barat, menyebut upacara tradisional peringatan itu dengan istilah tabot atau tabut/tabuik.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya