Cerita Pedagang Dompet Asal Garut Korban Metromini Maut

Ipin, ayah Suryana.
Sumber :
  • VIVA/Diki Hidayat (Garut)

VIVA.co.id - Setelah sebelumnya mendapat informasi yang tidak jelas karena dikabarkan tidak menjadi korban kecelakaan maut antara KRL dan Metromini  di perlintasan Angke, Tambora, Jakarta Barat, keluarga akhirnya mengetahui kalau Suryana (16) adalah salah satu dari 18 korban tewas dalam kecelakaan tersebut.

Maut di Jalan Raya

Jenazah warga Kampung Ciparay, Desa Sukarasa, Kecamatan Samarang Garut Jawa Barat, sudah dijemput keluarga pada Senin dini hari, 7 Desember 2015. Sekitar pukul 03.30 WIB, jenazah yang tiba di rumah duka langsung di makamkan di pemakaman umum Kampung Ciparay.

"Kami sangat terpukul, atas meningalnya anak kami," ujarnya Ipin, orangtua Suryana, Senin, 7 Desember 2015.
Meruwat Layanan 'Semau Gue'

Nasib Suryana sebelumnya memang simpang siur karena dia belum memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli tetapi masih KTP sementara. Korban pergi menumpang Metromini maut itu untuk berbelanja keperluan berdagang.
Angkot dari Masa ke Masa

"Memang awalnya mendapat informasi bahwa anak saya hanya luka-luka. Kita baru dapat kepastian pada malam hari," ujar Ipin.

Lanjut Ipin, Suryana pergi ke Jakarta untuk mengadu nasib dan berdagang ikat pinggang, dompet dan aksesori lainnya. Terakhir sebelum kecelakaan, Suryana sempat kirm uang kepada keluarga, untuk merenovasi rumah.

"Jadi dia pernah untung berdagang dan kirim uang, yang kami pergunakan untuk merenovasi rumah," ujarnya.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya