Kisah Sedih Pengungsi Gunung Agung Terpisah dari Anak-Istri

Tiga pengungsi berada di atas truk setelah terjadinya peningkatan aktifitas Gunung Agung, di Desa Rendang, Karangasem, Bali.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

VIVA.co.id – Kisah pilu dialami Ketut Merta alias Ketut Krebag (35) saat Gunung Agung dinaikkan statusnya dari siaga menjadi awas pada Jumat malam 22 September 2017 pukul 20.30 WITA. Ia terpisah dengan istri dan dua anaknya saat dalam perjalanan.

Pendaki Lansia Ditemukan Tewas di Puncak Gunung Agung, Jasad Ditemukan WNA

Kisah ini bermula ketika Merta memutuskan mengungsi lantaran tempat tinggalnya di Dusun Keladian, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, ditetapkan masuk dalam ‘zona merah’ bahaya Gunung Agung.

Seketika ia mengajak istrinya yang bernama Ni Made Sasih (30) beserta dua anaknya, Ni Wayan Wulandari (6) dan Ni Kadek Ratih (2). Mereka mengungsi menunggangi sepeda motor menuju tempat yang aman.

Merugi, Seluruh Outlet Toko Buku Gunung Agung Bakal Ditutup Akhir 2023

Saat berada di lokasi aman, tepatnya di wilayah Dusun Kubakal, Desa Penempatan, Karangasem, Merta menurunkan istri dan anaknya. Ia kembali ke kediamannya bermaksud menjemput orangtuanya yang masih berada di rumah.

"Tapi waktu saya kembali dari jemput orang tua, istri dan anak saya sudah tidak ada," kisah Merta kepada VIVA.co.id, Sabtu 23 September 2017.

Netizen Geram Lihat Tingkah Bule Lepas Celana Pamer Alat Kelamin di Puncak Gunung Agung Bali

Merta menduga istri dan anaknya diajak oleh petugas menuju lokasi pengungsian. Sayangnya, Merta tak tahu di mana lokasi istrinya mengungsi. Usai mengantar orangtuanya ke pengungsian, Merta lantas mencari istrinya. Ia datangi pos-pos pengungsian satu per satu.

"Saya tidur di pos ronda. Saya lalu menuju Bangli Kota. Di sana saya dengar katanya ada ibu dengan dua anak terpisah dari suaminya. Saya langsung cari ke pengungsian di Bangli. Benar ada, saya langsung peluk mereka. Ya sudah kita nangis," katanya.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho memaparkan, data sementara yang dihimpun Pusdalops BPBD Bali hingga siang tadi tercatat 15.142 jiwa pengungsi yang tersebar di 125 titik pengungsian.

Pengungsi tersebar di tujuh kabupaten/kota di sekitar Gunung Agung yaitu di Kabupaten Badung 5 titik (35 jiwa), Kabupaten Bangli 17 titik (465 jiwa), Kabupaten Buleleng 10 titik (2.423 jiwa), Kota Denpasar 6 titik (343 jiwa), Kabupaten Giayar 9 titik (182 jiwa), Kabupaten Karangasem 54 titik (7.852 jiwa), Kabupaten Klungkung 21 titik (3.590 jiwa) dan Kabupaten Tabanan 3 titik (252 jiwa).

"Pendataan masih dilakukan oleh BPBD. Diperkirakan jumlah pengungsi masih bertambah," kata Sutopo, Sabtu, 23 September 2017.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya