Komaruddin Hidayat Ungkap Turunnya Elektabilitas Partai Islam

Komarudin Hidayat
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
Ketua MPR: Potongan Gaji untuk Tapera Memberatkan Pekerja
- Hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI Network) pada Maret 2013 mengenai perkiraan perolehan suara partai politik pada Pemilu 2014 menunjukkan turunnya elektabilitas partai Islam.

Jadwal Mobil SIM Keliling DKI Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi Rabu 29 Mei 2024

Temuan tersebut menunjukkan bahwa tidak satu pun partai Islam berada di empat besar perolehan suara. Semua partai Islam atau berbasis massa Islam yang telah disahkan sebagai partai politik peserta Pemilu 2014, yakni PPP, PKB, PAN, dan PKS, hanya memperoleh dukungan suara di bawah 5 persen.
Ribuan Bobotoh Bakar Semangat Persib Bandung Jelang Lawan Madura United


Menurut akademisi Islam, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, wadah Islam di Indonesia sangat banyak dan bukan hanya partai. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut juga mengatakan bahwa pada akhirnya masyarakat akan lebih memilih partai yang dapat menampung aspirasi mereka.


"Memang ada partai-partai yang mengekspresikan Islam dan berazaskan Islam. Tapi, Islam kan bukan cuma azas," ujarnya saat ditemui
VIVAnews
di acara Peluncuran Buku "Bangkitnya Spiritualitas Islam" di Balai Kartini, Jakarta, Rabu, 3 April 2013.


Lalu, apa partai terbaik yang harus dipilih masyarakat Islam? "Yang terpenting bagi masyarakat adalah partai yang dapat menampung aspirasi dan memberikan kebutuhan Islam seperti memajukan pendidikan, pemerintahan yang bersih, kesejahteraan, kesantunan, toleransi antar umat beragama, dan sebagainya," ujarnya.


Seperti diketahui, turunnya elektabilitas partai Islam pun bukan hanya terjadi belakangan ini. Namun, sudah terjadi secara bertahap sejak 1980-an. Perolehan suara partai Islam mulai anjlok drastis pada Pemilu 1982. Saat itu, muncul jargon pengkafiran terhadap orang-orang Islam yang tidak memilih partai Islam.


Survei LSI Network ini dilakukan di 33 provinsi di Indonesia menggunakan 1.200 responden, dengan metode
multistage random sampling
. Estimasi kesalahan penyamplingan (
margin of error
) dalam survei tersebut sekitar 2,9 persen. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya