"Semua Partai Akan Ambil Keuntungan dari BLSM"

Bantuan Langsung Tunai Tahap II
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews -
Workshop Makin Cakap Digital, Membentuk Kesadaran Etika Berjejaring bagi Guru dan Murid Sorong Papua
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) memprediksikan ada tiga langkah baru yang dilakukan oleh partai politik terkait keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan pemberian pemberian kompensasi berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) kepada masyarakat miskin.

Aplikasi Ini Bisa Bikin Penumpang Terhibur di Pesawat

Pertama, menurut peneliti LSI Adjie Alfaraby, akan terjadi parade dukungan terhadap kebijakan BLSM. Semua partai koalisi pemerintah akan berebut mengkampanyekan sebagai pihak yang paling berjasa terhadap berjalannya BLSM.
Ada Luka Tembus Pelipis Anggota Satlantas Polresta Manado yang Ditemukan Tewas di Mampang


"Berkah yang diterima Partai Demokrat pada tahun 2009 terhadap pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) menjadi contoh utama. Partai-partai politik juga ingin mendapat berkah berupa sentimen positif dari publik," kata Adjie.


Prediksi kedua adalah partai oposisi akan tetap pada sikapnya menolak kenaikan harga BBM, namun tetap tidak tegas dan terbuka menyerang program BLSM. "Bahkan, partai oposisi bisa saja mendukung program BLSM dengan cara yang berbeda. Misalnya dengan berjanji akan mengawasi penyaluran BLSM agar tetap sasaran," ujar Adjie.


Adjie menambahkan, menolak BLSM bisa menjadi bumerang kepada partai koalisi. Sikap PDI P pada Pemilu 2009 menjadi pengalaman bagi partai politik lain bahwa program BLSM yang berupa uang tunai sangat disukai oleh rakyat kecil.


"Paling menarik adalah prediksi ketiga mengenai PKS. Partai itu memainkan peran ganda. Satu sisi menolak kenaikan BBM meski masih berada di bagian pemerintah. Di sisi lain, PKS tetap mendukung program BLMS," kata Adjie.


"PKS tetap turut serta berebut mendapatkan dukungan dari publik sebagai pihak yang berjasa dalam pembuatan program BLSM," Adjie menambahkan.


Adjie juga menyampaikan, PKS juga berada dalam posisi aman dalam hal mencari simpati publik. Jika PKS dikeluarkan dari koalisi, maka simpati positif akan langsung diterima PKS.


"Itu terjadi karena PKS telah melakukan penolakan terhadap kenaikan BBM yang juga merupakan isu populis yang diinginkan oleh mayoritas masyarakat," ujar Adjie.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya