Asap, PDIP: Pemerintah Harus Minta Maaf ke Rakyat Sendiri

Pemerintah memberlakukan Tanggap Darurat Asap di Riau.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/FB Anggoro

VIVAnews – Sekretaris PDIP Tjahjo Kumolo, Selasa 25 Juni 2013, menilai wajar permintaan maaf Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Malaysia dan Singapura yang terkena dampak bencana kabut asap akibat kebakaran hutan di Riau, Sumatera. Keteledoran Indonesia jelas membuat kenyamanan negara lain terganggu.

Namun, kata Tjahjo, Presiden juga tak boleh lupa meminta maaf pada rakyatnya sendiri dengan menggganti kerugian warga yang berada di daerah bencana kabut asap seperti Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Bengkulu. “Ganti rugi misalnya dengan memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat yang terganggu kesehatannya karena asap,” ujar Tjahjo di Gedunng DPR RI, Jakarta.

Tjahjo juga mendesak pemerintah segera mengumumkan siapa atau perusahaan mana yang harus bertanggung jawab atas kebakaran hutan di Riau. Sampai saat ini pemerintah belum mengklarifikasi resmi perusahaan mana saja yang terlibat pembakaran hutan, termasuk apakah benar ada perusahaan Malaysia dan Singapura yang terlibat.

“Harus ada tim terpadu antara Malaysia dan Singapura untuk menyelidiki ini sebetulnya perusahaan siapa,” kata Tjahjo. Namun yang terpenting, menurutnya, adalah upaya pemerintah RI untuk mengatasi masalah kebakaran hutan di Indonesia dengan cepat

Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+) Kuntoro Mangkusubroto mengatakan, 80 persen dari kebakaran hutan Riau terjadi di lahan perkebunan dan pertanian yang dimiliki sejumlah perusahaan, termasuk perusahaan asal Singapura dan Malaysia.

Aplikasi Ini Bisa Bikin Penumpang Terhibur di Pesawat

“Beberapa perusahaan ini punya kantor pusat di Singapura. Jadi kebakaran ini perlu diselesaikan dengan baik (oleh kedua negara),” ujar mantan Menteri Pertambangan dan Energi itu.

Pernyataan Kuntoro itu senada dengan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau Zulkifli Yusuf yang mengatakan dari hasil pemantuan Dinas Kehutanan Riau, titik api yang terekam satelit sebagian berada di area perkebunan dan hutan tanaman industri milik perusahan asing asal Malaysia.

Menurut Kadishut Riau, wilayah yang terbakar diduga merupakan perkebunan milik pemodal asing, di antaranya PT Langgam Inti Hibrida milik Malaysia yang berada di Desa Sering, Kabupaten Pelalawan. Titik panas lain berada di perkebunan milik PT Bumi Reksa Nusa Sejati yang berada di Desa Simpang Kareman, Kecamatan Pelagiran, Kabupaten Indragiri Hilir.

Lahan lainnya yang terbakar adalah milik PT Tunggal Mitra Platation, PT Abdi Plantation, PT Jati Jaya Perkasa, PT Udaya Loh Dinawi, dan PT Mustiak Agro Lestari. Semua lahan tersebut milik perusahaan dengan modal asing dari Malaysia. (umi)

Workshop Literasi Digital

Workshop Makin Cakap Digital, Membentuk Kesadaran Etika Berjejaring bagi Guru dan Murid Sorong Papua

Semua guru dan murid yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi dalam menyimak materi dari para narasumber.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024