VIVAnews - Pidato yang disampaikan Koordinator Media Tim Kampanye SBY-Boediono, Andi Alfian Mallarangeng di hadapan sekitar seribu pendukung di GOR Matoangin, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu, 1 Juli 2009, jadi polemik. Pernyataan itu dianggap menyinggung orang Bugis.
Sejumlah cendekiawan, budayawan, tokoh masyarakat dan Forum Rektor Simpul se-Sulawesi Selatan menyatakan apa yang dikatakan Andi Mallarangeng ini sudah menyinggung perasaan masyarakat Sulawesi Selatan.
Sebaliknya, Andi justru menyatakan pernyataannya telah dipelintir.
"Saya merasa ada kata-kata yang dipelintir ke sana dan ke sini, seakan-akan saya mengatakan bahwa orang Sulawesi Selatan tak pantas jadi presiden atau seakan-akan saya mengatakan belum bisa orang Sulawesi menjadi presiden," katanya ditemui saat mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu dengan Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) di kediaman, Puri Cikeas, Bogor, Jumat, 3 Juli 2009.
Apa sebenarnya yang dikatakan Andi Mallarangeng dalam pidatonya. Berikut penggalan penyataan Andi yang VIVAnews transkrip dari rekaman kamera TVOne:
".......Ada juga begini, kenapa Andi Mallarangeng tidak mendukung calon presiden yang orang Bugis?
Saya jawab begini, saya jawab begini, ada pepatah Bugis bilang begini, 'maradeka to ugi'e, adekmi ripopuang'.
Orang Bugis Makassar, orang Toraja, orang Batak, merdeka, hanya adat yang diperkuat, hanya hukum, hanya prinsip, hanya nilai-nilai yang diperkuat, bukan kekuasaan, bukan orang perorang.
Kita harus obyektif, kita harus obyektif, memilih yang terbaik. Kita ini sekarang ini bukan memilih gubernur Sulawesi Selatan.
Siapapun dia, darimanapun dia, suku bangsanya apapun dia, yang penting yang terbaik.
Kalau kita sendiri tidak memilih yang lebih baik, maka, rusaklah kita. Kalau kita gagal siapa yang rugi? Kita juga semua!
Bagaimana dengan anak Sulawesi Selatan? Ada waktunya masing-masing.
Waktunya masih banyak, banyak orang Sulawesi Selatan yang bisa jadi pemimpin negeri ini. Sekarang ini, sekarang ini yang terbaik adalah SBY-Boediono."