LSI Network: Golkar Itu Khittahnya Mendukung Pemerintah

Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto.
Sumber :
  • ANTARA/Wira Suryantala

VIVA.co.id – Setya Novanto resmi terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar 2016-2019 setelah memenangkan voting dengan meraup 277 suara dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (munaslub) Partai Golkar pada Selasa 17 Mei 2016 di Nusa Dua Bali.

Percepatan Munas Hal yang Lazim Setiap Partai Usai Pemilu

Namun, terpilihnya kepengurusan baru dalam tubuh partai Golkar dipandang belum cukup untuk mengembalikan citra partai yang sempat tergerus karena konflik internal sejak 2015 lalu. Menurut hasil Survei dari Lingkar Survei Indonesia (LSI Network), ada empat strategi yang perlu dilakukan oleh Setya untuk dapat mengembalikan kejayaan partai golkar.

Ardian Sopa, peneliti LSI, mengatakan strategi yang pertama adalah bergabung dalam pemerintahan Jokowi dan mendapatkan kursi di kabinet. "Karena Golkar itu khittahnya ya mendukung pemerintah," ujar Ardian di Graha Rajawali LSI-Denny JA Rabu 18 Mei 2016

Bertahan Dukung Ahok, Golkar Sampaikan Terima Kasih pada PPP

Langkah selanjutnya yang harus ditempuh Golkar yakni memastikan meraih perolehan suara lebih dari 50 persen dalam Pilkada serentak, yang akan berlangsung tahun 2017 mendatang.

"Sementara langkah ketiga yang harus dilakukan Golkar yakni dengan menyiapkan Calon Presiden dan Wakil Presiden. Dari hasil survei terakhir elektabilitas tertinggi dimiliki Presiden Joko Widodo (Jokowi) 45 persen dan Prabowo 20 persen. Kalau para tokoh nasional yang dimiliki Golkar masih dibawah 5 persen," ujar dia.

Ketua DPR Turut Berduka Atas Tewasnya Dubes Rusia

Ketum Golkar Setya Novanto dan Ketua Dewan Pertimbangan Golkar, Aburizal Bakrie, menurut Ardian juga harus menyiapkan program-program baru yang telah dirumuskan oleh para pengurus.

"Langkah keempat dan terakhir itu menciptakan branding baru yang dirumuskan oleh pengurus baru di bawah kepemimpinan Setya Novanto dan Aburizal Bakrie," ujar dia.

Survei opini publik LSI ini, dilakukan pada tanggal 2 hingga 7 Mei 2016 dengan menggunakan multistage random sampling dengan1200 responden di 34 Provinsi di Indonesia melalui Quickpoll. Margin of error plus minus 2,9 persen.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya