- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA.co.id - Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo menilai maraknya praktik korupsi yang terungkap melalui operasi tangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi membuktikan kegagalan lembaga tersebut. Menurutnya, semakin tingginya intensitas korupsi juga menunjukan efektivitas peran dan fungsi KPK semakin lemah.
"KPK kedodoran karena gagal membangun sistem pencegahan," kata Bambang, dalam siaran persnya, Minggu 1 Oktober 2017.
Menurut politisi Partai Golkar itu, jika memang peran dan fungsi KPK efektif, maka seharusnya korupsi menurun. Bukan malah bertambah, dengan banyaknya operasi tangkap tangan.
Untuk itu, ia setuju dengan penguatan KPK. Beberapa opsi perlu diambil termasuk pembenahan di internal komisi itu sendiri.
"Baik temuan Pansus Hak angket DPR untuk masalah KPK dan fakta mengenai semakin maraknya tindak pidana korupsi menjadi bukti bahwa KPK belum cukup ideal untuk melaksanakan fungsi atau kerja pencegahan korupsi," katanya.
Bambang menilai harus ada pengakuan kalau memang KPK kedodoran. Dengan maraknya korupsi baik di tingkat daerah hingga pusat maka tidak boleh KPK dibiarkan kedodoran dengan berbagai kekeliruannya dalam pemberantasan tindak pidana korupsi.
"Kekalahan praperadilan kasus Setya Novanto untuk yang kesekian kalinya, mengkonfirmasi ada cara-cara kerja yang kurang cermat," lanjutnya.
Bambang menambahkan OTT yang dilaksanakan KPK selama ini tidak lantas membuat niat korupsi itu menurun. Ia lebih condong melihat, ini menjadi kegagalan KPK dalam membangun budaya dan kesadaran anti korupsi.
"Bahkan, jumlah penindakan atau OTT akhir-akhir ini seharusnya dimaknai juga sebagai indikasi kegagalan pemberantasan korupsi," katanya.