Maulwi Saelan, Mimpi ke Olimpiade karena Pelari AS

Maulwi Saelan
Sumber :
  • Satria Permana/VIVAbola

VIVA.co.id – Maulwi Saelan menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan pada Senin 10 Oktober 2016. Dia meninggal di usia 90 tahun.

Ketika Taktik Parkir Bus Timnas Indonesia Bikin Frustrasi Raksasa Eropa

Maulwi terkenal sebagai pesepakbola andalan tim nasional Indonesia era 1950an. Setelah gantung sepatu, pria kelahiran Makassar tersebut melanjutkan langkah menjadi Ketua Umum PSSI sejak 1964 hingga 1967.

Dalam bukunya yang berjudul "Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa dari Revolusi 45 Sampai Kudeta 66" Maulwi bercerita mengenai mimpinya tampil di Olimpiade.

Momen Tegang dan Panik Saat Bus Pawai Timnas U-22 Masuk Terowongan Semanggi

Keinginan itu muncul karena dia menonton film seorang atlet pelari Amerika Serikat Jese Owens yang tampil di Olimpiade Berlin 1936 dan sukses merebut 4 medali emas.

"Karena kegemaran saya sepakbola, maka saya ingin tampil pada Olimpiade sebagai atlet sepakbola," tulis Maulwi.

5 Fakta Marselino Ferdinan, Pemain Timnas yang Lagi Viral

Memiliki seorang Ayah yang merupakan pelatih sepakbola membuat Maulwi makin yakin menekuninya. Dan mimpi kecil pria kelahiran 8 Agustus 1926 tersebut akhirnya menjadi kenyataan.

Maulwi menjadi penjaga gawang timnas Indonesia asuhan Tony Pogacnik di Olimpiade Melbourne 1956. "Cita-cita saya ketika berusia 10 tahun benar-benar terkabul," ungkapnya.

Sebagai wakil Asia, Skuat Garuda ketika itu berhadapan dengan tim raksasa, Uni Soviet pada babak perempatfinal. Indonesia sukses membuat pertandingan sama kuat 0-0 hingga waktu 90 menit usai.

Ketika dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu 2x15 menit, skor kacamata tetap bertaan. Namun sayangnya, ketika itu belum dikenal adu penalti untuk menentukan pemenang pertandingan.

"Jadi, karena draw, pertandingan diulang dalam kondisi pemain Indonesia sudah cedera berat karena 'dibuldoser' oleh pemain-pemain Uni Soviet yang fisiknya lebih besar dan lebih kuat dari kita," ujarnya.

Dengan keadaan tim yang pincang karena pemain cedera, Maulwi dan kawan-kawan dipaksa menyerah dengan skor 0-4 dalam pertandingan yang dilangsung 36 jam kemudian itu. Dan momen tersebut amat melekat dalam pikirannya.

"Bagaimana pun, cita-cita saya sudah tercapai, yakni tampil dalam Olimpiade, dan kebetulan untuk pertama kalinya kesebelasan sepakbola Indonesia bisa sampai di ajang Olimpiade," kata Maulwi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya