Luis Aragones Ungkap Kunci Sukses Spanyol

Luis Aragones
Sumber :
  • yahoosport

VIVAbola - Nama Luis Aragones tertulis dengan tinta emas dalam sejarah sepakbola Spanyol. Pelatih kawakan Negeri Matador ini sukses mengantar La Furia Roja menjuarai Piala Eropa 2008 lalu.

Spanyol kali pertama merengkuh trofi Kejuaraan Eropa pada 1964 silam. Setelah 44 tahun tanpa prestasi, Aragones mengembalikan kejayaan Tim Matador di Benua Biru. Tepatnya 29 Juni 2008, Spanyol menaklukkan Jerman 1-0 di partai final berkat gol tunggal Fernando Torres di Stadion Ernst-Happel, Austria.

Tahun ini, Spanyol kembali berlaga di final untuk kali keempat. Tim yang saat ini ditangani Vicente del Bosque akan ditantang Italia untuk mempertahankan gelar di Olympic Stadium Kiev, Ukraina, Minggu 1 Juli 2012 atau Senin dini hari waktu Indonesia.

Sah saja jika Aragones mengenang kembali kesuksesannya bersama La Furia Roja, empat tahun lalu. Berikut petikan wawancara pria 73 tahun tersebut seperti dilansir situs resmi UEFA:

Bagaimana perjalanan Spanyol di Piala Eropa 2008 sebelum ke final?

Kami memiliki tim juara yang tidak puas dengan kekalahan. Para pemain begitu tangguh, cerdas dan punya mental kuat. Kami menghadapi Rusia di semifinal dan menyadari kesulitannya. Jadi, kami fokus pada aspek teknik dan beberapa pemain kunci. Di babak pertama, kami tidak tampil cukup baik karena sudah yakin menang mudah. Barulah di babak kedua, kami mengeluarkan permainan terbaik tim.

Bagaimana Anda melakukan pendekatan terhadap laga final melawan Jerman?

Jerman sangat sulit dihadapi. Saya sudah sering melatih pemain Inggris dan mereka punya banyak pengalaman melawan Jerman. Saya pernah melatih Gary Lineker dan mengatakan kepada dia, kalau dua tim bermain dan salah satunya Jerman, maka Jerman hampir selalu menang. Jadi, kami harus mengubah mindset tim sebelum menghadapi Jerman. Kami menyadari kesulitan yang akan dialami karena Jerman punya mental juara. Jadi, kami berpikir tak hanya harus bermain lebih baik, tapi juga punya mental lebih kuat dari lawan.

Bagaimana emosi Anda sepanjang laga final?

Jika bekerja dengan baik dan menyadari sudah melakukan persiapan dengan baik, maka Anda bisa mengatakan, Anda siap dan sudah memberi yang terbaik. Selanjutnya, tergantung kepada para pemain dan bagaimana mengarahkan mereka. Kami tahu setiap orang sudah bekerja keras, jadi hanya butuh mempertahankannya. Saya tidak terlalu merasakan kesenangan atau kesedihan selama pertandingan. Saya juga tidak terlalu merayakan gol karena lawan masih bisa menekan dan mungkin kami mengalami sebaliknya.

Bagaimana Anda mempersiapkan para pemain untuk menghadapi final?

Saya mengambil rute berbeda dengan apa yang para pemain harapkan. Saya mengatakan anekdot tentang para pemain lawan, juga hal-hal yang sangat penting sehingga mereka bisa tampil setenang mungkin. Kami sudah punya pola permainan, tahu caranya berlaga di lapangan, bertahan dan menyerang. Kami memahami, jika menguasai bola, maka kami akan mengendalikan permainan. Kami juga berusaha menghilangkan kegelisahan dan kecemasan.

Apa yang Anda ingat dari laga final tersebut?

Kami bermain buruk di awal. Jerman menyerang dua kali dan membuat kami sangat kesulitan. Pertahanan kami cukup baik, tapi di luar dugaan, mereka terus menyerang. Kami berusaha menekan mereka di tengah dan di mana pun bola berada. Jadi, kami bisa menguasai permainan dan menciptakan peluang. Awalnya memang belum berhasil dan Jerman makin yakin bisa menang. Setelah 30 menit berjalan, Jerman melihat kemenangan atas Spanyol sangat sulit diraih. (sj)

Gol Bomber Gaek Selamatkan Spanyol dari Kekalahan
Striker timnas Italia, Lorenzo Insigne (kiri), usai cetak gol.

Italia vs Spanyol Imbang, Thailand Belum Terkalahkan

Berikut hasil lengkap laga internasional malam hingga dini hari tadi.

img_title
VIVA.co.id
25 Maret 2016