Bonek Mulai Rusuh, Risma Diminta Turun Tangan

Suporter Persebaya, Bonek.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Januar Adi Sagita.

VIVA.co.id – Pecahnya demonstrasi Bonek, julukan suporter Persebaya 1927, yang berujung pada kericuhan membuat Gubernur Jawa Timur (Jatim), Soekarwo angkat bicara. Soekarwo meminta agar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma ikut meluangkan waktu untuk berpikir tentang nasib Bonek.

Tak Henti Bantu Rakyat, Senator Jawa Timur: Mensos Berjiwa Negarawan

Soekarwo mengungkapkan hal itu perlu dilakukan Risma, agar masalah Bonek tidak meluas ke daerah lainnya. Di antaranya Malang dan Lamongan.

"Bu Risma memang harus meluangkan waktu untuk memikirkan masalah ini, agar tidak meluas ke daerah lain seperti Malang, dan Lamongan," kata Soekarwo, di Surabaya, Jumat, 11 November 2016.

Waspada La Nina, Mensos Risma Minta Cek Daerah Rawan Bencana

Soekarwo khawatir, jika masalah itu dibiarkan maka ke depannya akan muncul masalah yang semakin besar. Oleh karena itu, sinergi para pejabat daerah sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan gejolak itu.

"Nanti dari sisi keamanan, pihak Polda Jatim juga siap membantu, asalkan Surabaya juga siap menjaga," ujar Soekarwo.

Kunjungi NTB, Mensos Salurkan Bantuan dan Berdayakan Kelompok Marjinal

Sedangkan terkait dengan keputusan PSSI yang masih belum mengizinkan Persebaya bertanding dalam kompetisi musim depan, Soekarwo berharap organisasi itu bisa mengambil langkah bijak. Caranya dengan mengajak dialog semua elemen terkait.

"Tidak hanya pengurus, tapi suporter juga sebaiknya diajak bicara. Bukan masalah diterima atau ditolak, karena memang murni otoritas PSSI, tapi bagaimana semua diajak bicara," kata Soekarwo.

Sebelumnya, ribuan Bonek tersebut melakukan demonstrasi karena kecewa dengan keputusan dalam Kongres PSSI yang digelar di Jakarta. Dalam kongres itu, Persebaya tetap tidak diizinkan untuk berlaga dalam kompetisi musim depan.

Namun, belakangan demonstrasi itu berubah menjadi ricuh. Selain melakukan pengrusakan, Bonek juga memblokir ruas Jalan Ahmad Yani. Oleh karena itu, polisi pun melakukan tindakan tegas dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa demonstrasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya