Sumber :
- VIVAnews/Muhammad Chandrataruna
VIVAnews - PT XL Axiata Tbk resmi menyelesaikan proses akuisisi atas PT Axis Telekom Indonesia. Dengan demikian Axis telah menjadi milik XL. Peralihan kepemilikan itu juga berarti peralihan layanan.
Baca Juga :
First Look Film Dilan 1983: Wo Ai Ni Resmi Dirilis, Tampilkan Dilan Saat Masih Anak-anak
Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk, Hasnul Suhaimi, meminta pelanggan Axis agar tidak khawatir dengan layanan paska akuisisi. Hasnul menegaskan pelanggan Axis bisa menghubungi pusat layanan XL.
"Customer service dan pelanggan Axis akan dilayani XL Center, karena sudah menjadi satu. Jadi pelanggan Axis yang punya masalah bisa datang ke XL Center," ujar Hasnul dalam acara XL Media Gathering,Jumat 21 Maret 2014.
Selain bersatunya sistem distribusi dan layanan, untuk tarif, imbuh Hasnul, XL berjanji akan tetap menjaga tarif Axis agar terus kompetitif. "Tarif tetap pro masyarakat," tegasnya.
Akuisisi itu juga menyatukan sistem pemasaran Axis ke dalam manajemen XL. Disebutkan, dealer Axis, juga mulai menyatu. Saat ini XL sudah mendistribusikan produk Axis pada 88 dealer. Secara bertahap akan diperluas menjadi 127 dealer untuk mendukung jangkauan penjualan produk dan layanan.
"Jadi mulai Rabu lalu, semua menjadi satu, dealernya, billing-nya maupun sistem telah menjadi satu," imbuh Hasnul.
Sebelumnya untuk resmi mengakuisisi Axis, XL telah memperoleh persetujuan yang dipersyaratkan sebelumnya dalam Perjanjian Jual Beli Bersyarat (Conditional Sales Purchase Agreement/CSPA).
Persyaratan tersebut meliputi persetujuan dari Kemkominfo, pemegang saham XL melalui Rapat umum Pemegang Saham Luar Biasa, pernyataan tidak ada efektif dari Otoritas jasa Keuangan, pernyataan tidak ada keberatan dari Bursa efek Indonesia, persetujuan dari Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) untuk rencanan akuisisi dan persetujuan dari Komisi Pengawas Persaingan usaha (KPPU) terhadapa rencana akuisisi dan merger XL-Axis.
PT. XL Axiata Tbk resmi mengakuisisi PT Axis Telekom Indonesia dengan nilai transaksi US$865 juta (Rp9,8 triliun).
Halaman Selanjutnya
"Jadi mulai Rabu lalu, semua menjadi satu, dealernya, billing-nya maupun sistem telah menjadi satu," imbuh Hasnul.
