Batan Punya Iradiator Gamma di Serpong

Menristek Dikti Muhammad Nasir melakukan groundbreaking pembangunan Iradiator Gamma
Sumber :
  • Mitra Angelia/Viva.co.id

VIVA.co.id – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir meresmikan pembangunan Iradiator Gamma di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong, Tangerang Selatan, siang ini. Pembangunan Iradiator Gamma milik Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) merupakan realiasasi MoU kerja sama rekayasa iradiator gamma dengan pihak Izotop Hongaria yang telah ditandatangani 25 September 2014 lalu di Wina, Austria.

Inggris Berencana Bangun 7 Pembangkit Tenaga Nuklir Baru pada 2050

Iradiator Gamma merupakan teknologi yang menggunakan radiasi gamma untuk mengawetkan bahan pangan dan sterilisasi. Selain pangan, teknologi ini juga berguna untuk pengawetan dan steriliasi obat-obatan, bahan herbal, kosmetik dan alat kesehatan.

"Iradiasi Gamma ini bisa memberikan nilai tambah. Selamat kepada Batan yang menginisiasi ini. Mudah-mudahan pembangunan ini (Iradiator Gamma) lancar," ucap Nasir saat Groundbreaking Pembangunan Iradiator Gamma Sebaguna di Puspiptek, Serpong, Selasa, 29 Maret 2016.

Menteri ESDM Sebut RI Mulai Pertimbangkan Penggunaan Energi Nuklir

Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto, saat pemaparannya menjelaskan bahwa teknologi Iradiator Gamma dipilih karena Indonesia belum memiliki infrastruktur transportasi yang memadai, untuk menunjang kecepatan dan ketepatan pendistribusian produk ke seluruh pelosok wilayah Indonesia.

"Kalau tidak menggunakan iradiasi bisa rusak 40 persen," kata Djarot.

Energi Adalah, Pahami Definisi, Macam-Macam, Sumber, dan Fungsinya

Jumlah pangan yang rusak akibat faktor infrastruktur transportasi dan faktor Indonesia bermusim tropis memang cukup besar. Banyak produsen dan pedagang yang mengambil jalan pintas, mengawetkan dengan bahan kimia berbahaya seperti formalin atau borak dan sebagainya.

"Iradiator Gamma dijamin aman karena radiasi hanya berfungsi untuk mematikan mikroba yang ada pada pangan tersebut," tegas Djarot.

Lalu, yang melatarbelakangi pembangunan Iradiator ini, karena banyak industri yang tak percaya akan keuntungan pengawetan dan steriliasi menggunakan iradiasi Gamma. Mereka menganggap, sekarang tanpa iradiasi pun penjualan mereka sudah naik.

"Oleh karena itu, kita menunjukkan, (pengawetan dengan iradiasi)  bisa menambah kualitas dari komoditas," jelas Djarot.

Ia pun mencontohkan, salah satu produk percontohan dari Batan adalah rendang yang bisa awetkan dalam waktu 1,5 tahun.

"Itu adalah produk iradiator yang ada di Batan, sekarang ada di Pasar Jumat," katanya.

Ia menambahkan, selain iradiator percontohan milik Batan yang ada di Pasar Jumat, di Indonesia ada satu lagi Iradiator Gamma komersial yang beroperasi untuk melayani industri sterilisasi.

"Kita berharap, setelah pembangunan Iradiator Gamma di sini (Puspiptek), mendorong agar bertambahnya pembangunan iradiator di tiap wilayah," harapan Djarot.

Ia menambahkan, selain iradiator percontohan milik Batan yang ada di Pasar Jumat, di Indonesia ada satu yang telah beroperasi komersial melayani industri di Cikarang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya