Jokowi: Orang Amerika dan China Tak Ngerti Ndeso dan Baper

Presiden Jokowi dalam pembukaan iDByte 2017
Sumber :
  • Twitter/@BettiSA

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo mendorong para pelaku ekonomi kreatif seperti e-commerce dan startup, fokus menciptakan produk-produk yang unik dan lokal. Ia mengatakan, yang bisa membuat, memahami dan memasarkan produk lokal adalah orang lokal sendiri atau orang Indonesia.

Bukan International Moneteri Fund, Sandiaga Ungkap 84 Persen UMKM Andalkan IMF untuk Permodalan

"Mau berapa pun Alibaba, Amazon atau Google menggelontorkan dana, saya pastikan mereka tidak akan pernah sedekat kita sebagai orang Indonesia yang paham betul apa yang dibutuhkan," kata Jokowi di dalam Seminar IDByte 2017 Connected, Pacific Place, Jakarta, Kamis 28 September 2017.

Meski begitu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengakui pelaku ekonomi kreatif lokal juga harus memanfaatkan medium besar semisal Google atau Lazada, sebagai jembatan untuk memasarkan produk unik dan lokal tersebut.

Floratama Learning Center, Solusi Jadikan Labuan Bajo Flores Destinasi Super Prioritas

"Peluangnya ada dua. Bikin sebuah jasa dan produk yang benar dan berciri khas Indonesia. Analoginya begini. Orang Amerika tidak akan mengerti apa itu 'ndeso' dan orang China juga tidak paham arti 'baper'," ungkapnya.

Jokowi lalu mencontohkan hijab online, yang sukses memasarkan produknya hingga ke luar negeri. Mantan Wali Kota Solo ini juga mendorong para pelaku ekonomi kreatif jangan mudah menyerah ketika gagal. Sebab, di mata Jokowi, kegagalan adalah hal biasa.

Gibran Ungkap 5 Juta Peluang Lapangan Kerja di Sektor Kelestarian Lingkungan atau ‘Green Jobs’

"Hal-hal yang baru harus dicoba. Kegagalan bisa ditolerir. Harus bangkit lagi. Itulah kenyataannya di dunia digital. Startup tidak boleh dijejali regulasi yang njelimet (rumit) dan menyulitkan mereka untuk berkembang," tutur Jokowi. (ren)

Buka Perwakilan di 5 Negara, Ekonomi Kreatif RI Mulai Ekspansi ke Eropa

Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) menegaskan komitmen untuk ekspansi ke sejumlah negara-negara Eropa dan Inggris, guna mempromosikan pertumbuhan ekonomi kreatif.

img_title
VIVA.co.id
13 Mei 2024