- Pixabay
VIVA.co.id – Mendengar kata tumor tentu sudah menjadi hal yang menakutkan untuk diketahui. Terlebih jika tumor tersebut terletak di area mulut. Gusi berdarah yang dibiarkan terjadi berlarut-larut, tidak hanya menyebabkan timbulnya penyakit gingivitis, tapi jika terjadi pada ibu hamil bisa memicu timbulnya tumor pada gusi atau Pregnancy Gum Tumor.
Pemicunya tidak lain karena membiarkan gusi radang, hingga akhirnya membesar. Dan biasanya terletak di antara dua gigi atau saat gusi terinfeksi.
"Awalnya karena gusi radang, dibiarkan jadi membesar. Biasanya tumbuh di antara gigi atau ketika terjadi radang gusi terinfeksi, yang disebabkan adanya jumlah plak yang banyak dan tidak dibersihkan," kata drg. Mira Madjid MPH Sp Perio, dalam acara grand launching Amara Skin and Aesthetic Center di RSU Bunda, Menteng, Jakarta, Senin 30 Januari 2017.
Pada keadaan normal biasanya area sekitar tumor akan dibersihkan dan dibiarkan. Tumor akan mengecil dengan sendirinya saat bayi lahir. Hanya saja, seringkali kondisi yang menimpa sekitar 30 hingga 40 persen wanita ini cukup mengganggu pengunyahan. Padahal, bagi wanita hamil asupan makanan bergizi penting selama masa kehamilan.
Jika kondisi semakin memburuk, tindakan invasif bisa dilakukan. "Kalau mau diambil, kondisi besar sekali, atau radangnya akut. Atasi dahulu kondisi radangnya, dan dalam kondisi radang harus dibersihkan dalam kondisi pasif (kempes). Apabila masih ada bentuk benjolan, diambilnya nanti setelah melahirkan," ujar Mira.
Kondisi gusi bisa memburuk jika jumlah plak hebat dan tidak diimbangi asupan nutrisi, sehingga akan memperbesar ukuran tumornya. "Terlebih bagi wanita hamil, bleeding-nya sampai ke mana-mana," katanya.
Karena itu, penting untuk mengobati gusi berdarah sebelum keadaan semakin parah. Jadi, ketika menyadari gusi berdarah, seperti saat tiba-tiba merasakan asin dari dalam mulut karena adanya darah, segera kumur dengan air garam hangat, tapi setelah itu harus ke dokter gigi.
1000 Hari Kehidupan Penting untuk Cegah Stunting, Dimulai dari dan Sampai Kapan?
ASI eksklusif merupakan faktor protektor penting yang dapat menurunkan risiko terjadinya stunting. Sayangnya cakupan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif masih rendah.
